Peristiwa Daerah

SWS: Pemberdayaan UMKM di Magetan Signifikan Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Senin, 17 Desember 2018 - 18:35 | 38.48k
Sang Widi Subroto (SWS) saat menemui tukang becak (Foto: Adinugroho/TIMES Indonesia)
Sang Widi Subroto (SWS) saat menemui tukang becak (Foto: Adinugroho/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAGETAN – Berbagai cara dilakukan untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat. Salah satunya, melakukan pemberdayaan UMKM untuk kemajuan daerah serta meningkatkan perekonomian warga. Hal itu yang menjadi perhatian Sang Widi Subroto (SWS).

Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, ingin menjalankan falsafah Jawa dalam hidup yaitu Urip Iku Kudu Urup (hidup itu harus memberi manfaat).

Beberapa hal yang menjadi sasarannya adalah  memberdayakan Usaha Menengah Kecil Mikro ( UMKM).

"Keberadaan pengusaha kecil di Kabupaten Magetan menjadi Soko Guru perekonomian masyarakat pedesaan. Keberadaan pedagang kecil ini turut berkontribusi menggerakkan roda ekonomi, utamanya dari tingkat desa," ujarnya, Senin (17/12).

Alumnus SMPN 1 Maospati ini menjelaskan, eksistensi pedagang kecil dan bakulan menjadi salah satu faktor mengurangi urbanisasi. Selama ini banyak yang meninggalkan desa, karena merasa peluang kerja kecil.

"Konsepnya jangan menjadi pencari kerja, namun pencipta lapangan kerja," sambung SWS yang juga seorang entrepreneur muda asal Magetan ini.

SWS mengurai, efek domino dari penguatan UMKM di desa cukup besar. Mereka bisa memberi kontribusi signifikan dalam mengakselerasi dan menyumbang  tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan.

"Menggarap sektor UMKM baik melalui skenario bantuan modal maupun dana bergulir yang dialokasi lewat dana aspirasi adalah salah satu alajn," imbuhnya. 

Diakuinya, paradigma berpikir jika di desa hanya soal pertanian dan peternakan itu harus ditambah. Ada sektor lain yang bisa dipacu. Sehingga penguatan ekonomi berjalan dari desa.

"Kalau desa ini kuat, ya kondisi ekonomi di Kabupaten Magetan ikut kuat," tegasnya.

Lebih jauh, SWS mengurai, luasan lahan pertanian di Magetan masih luas dan memiliki prospek untuk dikembangkan. UMKM dari desa mulai memetakan potensi pertanian tersebut bisa diolah.

"Desa ini kan sebenarnya memiliki Bumdes. Produk UMKM bisa kita titip di Bumdes," ucapnya.

Politisi muda  ini menegaskan, eksistensi pedagang kecil dan bakulan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat desa cukup penting. Desa yang berdaya saing akan memacu anak mudanya bertahan.

"Ya, kalau desanya berkembang pesat, saya pikir anak muda akan tertarik untuk menekuni UMKM sesuai potensi desanya. Yang diperlukan adalah contoh dan bukti," sambungnya.

SWS menyebut, pemberdayaan UMKM ini tentu tak sembarangan. Menyesuaikan dengan latar belakang atau minat dari masyarakat. Setelah jelas, diberikan bantuan modal serta peningkatan manajemen.

"Jangan yang biasa mengolah jagung, kita beri bantuan mengolah ikan. Ini tidak nyambung, sesuaikan dengan kebiasaannya," tegasnya.

SWS menambahkan, pemberdayaan UMKM dari desa ini akan banyak mencari bibit anak muda potensial. Harapannya, supaya nafas panjang pemberdayaan masyarakat berjalan masif. Dan biasanya sesama anak muda lebih cepat menularkan kemampuan. "Anak muda ini lebih energik dan memiliki gagasan visioner. Ditunjang pemahaman teknologi mereka rata-rata bagus," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Magetan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES