Peristiwa Nasional Bulan Gus Dur 2018

Kerinduan Bulan Gus Dur Itu Masih Mengalir Deras

Senin, 17 Desember 2018 - 05:04 | 810.29k
Kenangan mutiara kata dari seorang negarawan Gus Dur
Kenangan mutiara kata dari seorang negarawan Gus Dur
FOKUS

Bulan Gus Dur 2018

TIMESINDONESIA, MALANG – Bulan ini, bulan Desember, kerinduan terhadap KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih mengalir deras bagi para pengagum, pengikut, dan komunitas-komunitas yang peduli dengan sumbangsihnya hingga mereka mengadakan pelbagai agenda dengan sebutan "Bulan Gus Dur".

Padahal Presiden RI ke 4 ini telah wafat sembilan tahun lalu, tepatnya 30 Desember 2009. Ia memang telah meninggalkan banyak kenangan yang terpatri dalam diri Gusdurian, begitu sebutan bagi para pengagum, pengikut dan komunitas-komunitas yang peduli akan sumbangsih Gus Dur untuk bangsa dan negara itu.

Rasanya sulit menemukan seorang tokoh yang berpikir serius, kritis dan genius, namun tidak kehilangan sense of humor yang tinggi seperti Gus Dur.

Banyak sekali nilai dan pelajaran yang ditinggalkan buat bangsa dan negara terutama untuk generasi sekarang. Bagaimana ia begitu berani mengkritik dan mengejek diri sendiri dengan kejenakaan dan kecerdasannya. Termasuk soal nasionalisme, pluralisme,multikulturalisme, demokrasi, universalisme dan tentu saja keagamaan dan apresiasi terhadap kultural NU yang menjadi basis utama Gus Dur.

Humor-humor cerdasnya terus diserap masyarakat dan menjadi pendidikan serta pendewasaan bangsa kita, bahkan sampai sekarang dan ke depan. Harus kita akui, inilah salah satu amal baik tokoh Islam yang diakui dan dikagumi dunia internasional ini.

Karena itu banyak yang menilai rasanya tidaklah sangat berlebih bila setiap bulan Desember, oleh pengikut KH Abdurrahman Wahid sering disebut "Bulan Gus Dur".

Mangkatnya Gus Dur pada 30 Desember tahun 2009 hanyalah sebuah titik dimulai terhenyaknya bangsa ini atas mendadak hilangnya timang-timang pendidikan berbangsa dan bernegara dari seorang Gus Dur yang semula dikesankan feodal yang ternyata justru cair, egaliter, demokratis dan terkesan anti-formalitas.

Bahkan dalam berbagai forum, Gus Dur masih sering disebut-sebut baik oleh peneliti, pakar, maupun mahasiswa. Di tempat angkringan, warung kopi, kafe, dan ruang-ruang perbincangan, seolah Gus Dur masih terus ikut berbicara.

Secara fisik, Gus Dur memang sudah meninggalkan kita semua, melewati kehidupan dunia, namun seolah masih berada di antara kita semua, di antara lautan manusia dalam kehidupan bangsa kita. Gus Dur seolah menyimak kita sambil tertawa.

Ini karena apa yang diperkenalkan Gus Dur sebagai tokoh nasional kepada kita semua caranya berbeda. Kita memaknai Gus Dur dengan masing-masing peristiwa, pelbagai cara pandang yang berbeda. Gus Dur bisa didekati dari beragam sudut pandang, dianalisa dari berbagai perspektif yang multimakna. 

Secara kultural Gus Dur memang mengalami akulturasi. Namun jati diri kultural pesantren terus menjadi basis utama pemikirannya dan tradisi kesehariannya, meski tokoh pemikiran Islam inklusif ini hidup di tengah-tengah kultur metropolis, bahkan kosmópolis.

Ketangkasan dan kejeniusannya selalu muncul, terutama saat kondisi kritis. Lihat saja dalam humor berjudul Kiai dan Ikan. Gus Dur secara réflek dan tangkas mampu ”menguasai keadaan” saat ia dan dua teman santri tertangkap basah saat mencuri ikan milik kiainya. Kejeniusan humor Gus Dur juga tampak saat ia adu hebat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton dan Presiden Perancis, Jacques Chirac.

Namun Gus Dur kemudian harus mengakui kecerdikan orang Madura dalam humor berjudul Gus Dur Kalah dengan Orang Madura. Gus Dur sendiri menyatakan bahwa orang Madura memang cerdik dan banyak akal. Keluguan orang Madura memang sering menjadi anekdot cerdas yang membuat orang terpingkal-pingkal. Hak-hal seperti itulah yang selalu membangkitkan rasa kerinduan di bulan Desember, Bulan Gus Dur(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES