Peristiwa Daerah

Kisah Teguh Santoso, Atlet Disabilitas Penuh Prestasi asal Ponorogo

Minggu, 16 Desember 2018 - 12:58 | 43.04k
Teguh Santoso bersama koleksi medali kejuaraan yang pernah diraih. (FOTO: Endra Dwiono/TIMES Indonesia)
Teguh Santoso bersama koleksi medali kejuaraan yang pernah diraih. (FOTO: Endra Dwiono/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Selain Aji Bangkit Pamungkas, atlet pencak silat yang mendapatkan  medali emas di Asian Games beberapa waktu  lalu, di Ponorogo juga ada atlet berprestasi tingkat nasional. Dia adalah Teguh Santoso.

Atlet disabilitas penyandang celebral palsy itu menjadi langganan juara di Pekan Olahraga Nasional (PON). Prestasinya yang terbaru adalah mendapatkan juara II di Pekan Paralimpik Provinsi Jawa Timur cabang tolak peluru disabilitas celebral palsy pada 7-9 Desember 2018 lalu.

Dengan prestasi tersebut, Teguh berkesempatan mengikuti PON XX 2020 di Papua.

"Saya suka olahraga sudah sejak sekolah dasar. Pekerjaan saya selama ini sebagai tukang pijat," kata pria kelahiran tahun 1968 itu. 

Bakat atlet Teguh diwarisi dari ibunya yang dulu sering mewakili sekolah di berbagai kejuaraan bola voli. Jadi tidak mengherankan jika saat masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, Teguh menyabet tiga gelar sekaligus. Dia meraih medali emas di cabang lari 100 meter, tolak peluru, lempar lebing dalam kejuaraan PON di Solo 1982 silam.

 Prestasi itu merupakan prestasi perdana yang membuatnya semakin termotivasi untuk membuktikan bahwa penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk mengukir prestasi.

"Setelah itu langganan mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan empat tahun sekali itu,’’ ungkapnya

Sejak itu, Teguh langganan mengikuti kejuaraan PON yang diselenggarakan di berbagai kota. Mulai medali emas cabang olahraga lari 100 meter dan tolak peluru PON di Jogjakarta 1993, hingga medali perak sepak bola PON di Bandung 2014 lalu diraihnya.

Berbagai prestasi itu tidak terlepas dari ketekunan Teguh menekuni olahraga. Nyaris tiap hari dia berlatih di stadion tiga bulan sebelum kejuaraan digelar. Pun di waktu luangnya dia berjalan mengelilingi kota untuk menjaga fisiknya. Kekurangan yang dimilikinya tidak membuatnya patah arang. Dan pantang menggantungkan pertolongan kep orang lain.

Hal itulah  yang membuat Teguh Santoso atlet disabilitas penyandang celebral palsy tersebut dapat bersaing dengan atlet muda. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES