Peristiwa Daerah

Gereja Merah Probolinggo, Gereja Zaman Kolonial yang Masih Berdiri Megah

Sabtu, 15 Desember 2018 - 17:38 | 256.96k
Gereja merah berusia ratusan tahun di Kota Probolinggo. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)
Gereja merah berusia ratusan tahun di Kota Probolinggo. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOKota Probolinggo, di Jawa Timur, memang tidak setenar Surabaya atau Malang. Namu siapa sangka, di kota transit ini, ada sebuah bangunan gereja berusia ratusan tahun. Ya, itulah gereja merah. Atau tepatnya Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel.

Letaknya berada di jalan Suroyo, berada di tengah-tengah kota. Bangunan berwarna merah menjulang itu, merupakan peninggalan Belanda saat masih menjajah bumi pertiwi.

gereja-merah-2.jpg

Gereja ini, dibangun pada tahun 1862 yang dibuktikan dengan tulisan gebouwd anno 1862, di tangga masuk bagian depan gereja. Jika dihitung dari sekarang, maka usia gereja ini sudah mencapai 156 tahun.

Gereja peninggalan zaman Belanda ini, dibangun menggunakan gaya arsitektur gothic. Dengan sistem bangunan yang bongkar pasang atau knock down. Warnanya yang merah, juga menjadi pembeda dengan gereja yang lain. Konon, gereja tua ini hanya ada dua di dunia. Yakni di Probolinggo dan Belanda.

Hampir semua bagian dari gereja merah terbuat dari besi dan seng. Hanya beberapa bagian saja seperti pelapis dinding yang terbuat dari kayu agar jemaat tidak merasa kepanasan. Namun kerangka bangunan yang memiliki luas 150 meter persegi dan tinggi 12 meter ini, seluruhnya terbuat dari besi yang disambungkan dengan ratusan mur dan baut.

“Dahulu, gereja ini berwarna putih. Sempat juga digunakan sebagai gudang senjata oleh penjajah Jepang. Saat itu, karena gudang senjata, maka dicat merah oleh Jepang. Namun akhirnya kembali menjadi tempat ibadah, setelah Indonesia merdeka,” kata Pendeta GPIB Immanuel, Ribca Yuneri Atalaka, Sabtu (15/12/2018).

Warna merah itu, kemudian dipertahankan terus hingga saat ini. Selain bermakna perjuangan, warna merah juga identik dengan darah. “Di mana warna merah itu kami maknai sebagai pengorbanan kristus, atas jiwa dan raganya sebagai pengampunan,” imbuh pendeta Ribca.

Saat ini, seluruh pengurus gereja merah GPIB Immanuel, Kota Probolinggo bersiap menyambut datangnya hari natal pada 25 Desember mendatang. Dengan kasih natal, diharapkan terwujudnya kedamaian dan kerukunan antar umat manusia di dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES