Peristiwa Nasional

Menko Perekonomian RI Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,3% Pada 2019

Kamis, 13 Desember 2018 - 22:48 | 33.51k
Menko Perekonomian Darmin Nasution pada acara Gerakan Mengawal Musim Tanam di Kabupaten amalang, Kamis (13/12/2018) tadi siang. (FOTO: istimewa for TIMES Indonesia)
Menko Perekonomian Darmin Nasution pada acara Gerakan Mengawal Musim Tanam di Kabupaten amalang, Kamis (13/12/2018) tadi siang. (FOTO: istimewa for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAMenko Perekonomian RI, Darmin Nasution mengatakan, target pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 membaik dan bisa mencapai angka 5,3 persen.

Hal itu diungkapkan dalam acara Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober 2018-Maret 2019 yang diselenggarakan di Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis (13/12/2018).

Ia mengungkapkan target itu, lantaran sebentar lagi pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 mencapai 5,2 persen. "Tahun ini angka 5,2  itu rasanya akan dapat lah. Karena sampai kuartal tiga, pertumbuhan kita sudah 5,17. "Tinggal melangkah sedikit, jadi gampanglah," ujar Darmin kepada wartawan. 

Ia mengatakan, pada kuartal ke empat nanti, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan lebih bagus. Ia menyebut ada beberapa faktor yang membuatnya optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke empat akan lebih bagus.

"Karena saat itu musim juga mulai hujan, tanaman bagus kan. Kita ini optimis pertumbuhan sesuai target, tahun depan juga," ujarnya.

Selain pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mengalami peningkatan, pihaknya juga berharap angka inflasi di Indonesia juga bisa ditekan. "Bukan hanya pertumbuhan lah. Kita berharap harga-harga juga stabil. Inflasi kita hanya 3 persen sampai 3,5 persen. Dulu itu, inflasi kita pasti dobel digit, pasti belasan persen," katanya. 

Dikatakan, tak terkendalinya inflasi biasanya karena dari sektor pangan yang sulit dikontrol. Namun saat ini, hal tersebut tidak terjadi hingga angka inflasi masih dapat ditekan. "Kalau tidak terkendali biasanya dari pangan, nomor satu. Tapi sekarang, berarti terkendali, makanya angkanya 3 persen," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini. 

Selain soal target pertumbuhan ekonomi, Menko Perekonomian juga menghendaki adanya perlindungan terhadap para petani terhadap kesulitan dalam mengeringkan gabah hasil panen.

Menurutnya, proses pengeringan gabah yang sulit, adalah salah satu faktor yang bisa menyebabkan jatuhnya nilai jual gabah. "Yang menyebabkan, petani terpaksa harus menjual gabah kering panen (GKP) ke tengkulak dengan nilai yang rendah," tegasnya. 

Karena itu, selain menarget pertumbuhan perekonomian terus membaik, Kemenko juga berupaya memfasilitasi petani dengan menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk dapat menggunakan Mesin Pengering Gabah (Dryer).

Dengan menggunakan dryer, lanjut Menko Perekonomian RI, nantinya diharapkan biaya yang dikeluarkan petani akan lebih terjangkau, dan petani bisa menjual hasil panennya dalam bentuk gabah kering giling (GKG) yang nilai jualnya relatif lebih tinggi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES