Peristiwa Nasional

Indonesia Sukses Deteksi Lokasi Pelarian Buronan Asing

Kamis, 13 Desember 2018 - 16:24 | 85.80k
Brigadir Dipo Ramadanu selaku staff National Centre Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Rabu (12/12/2018).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).
Brigadir Dipo Ramadanu selaku staff National Centre Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Rabu (12/12/2018).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Brigadir Dipo Ramadanu selaku staf National Centre Bureau (NCB) Interpol Indonesia menyampaikan jika di Indonesia para pelarian (buronan) pergi ke tempat-tempat wisata seperti Bali, Yogyakarta dan Jakarta.

"Para pelarian ini, pergi ke tempat-tempat wisata iya di Jogjakarta, ataupun di Jakarta, paling banyak Bali. Karena Bali tujuan wisata yang sangat terkenal di dunia. Karena mereka pikir disini bisa bebas," ucapnya di Mapolda Bali, Rabu (12/12/2018).

Dipo juga menjelaskan, tertangkapnya mereka karena sistem di Indonesia sudah sangat baik sehingga mereka cepat terdeteksi. "Sistem kita sudah sangat bagus, dengan teman-teman Imigrasi dan Polda juga sangat pro aktif, jadi mereka sudah biasa kita atasi," imbuhnya.

Brigadir Dipo juga menjelaskan selama dua tahun belakangan ini, dari tahun 2017 sampai 2018, Interpol Indonesia sudah mengkap 30 buronan asing."Kasusnya macan-macam. Cyber crime, ada beberapa penculikan dan pelecehan seksual, dan paling banyak penipuan karena mereka kesini itu punya uang," ujarnya.

Untuk buronan asing yang paling banyak bersembunyi di Indonesia adalah negara-negara di Asia Timur dan Eropa Timur. Bridagir Dipo juga mengungkapkan, biasanya para buronan ke Indonesia juga karena ada rekannya.

"Biasanya mereka disini ada teman satu negara. Jadi mereka bisa pindah-pindah (negara) dan ganti handphone. Karena di sini walaupun uang habis pun mereka bisa mendapatkan uang dari temannya," ujarnya.

Dipo juga menjelaskan selama ini untuk kendala menangkap para buronan asing adalah dari bahasa untuk berkomunikasi.

"Kendala yang pertama itu kemungkinan bahasa untuk berkomunikasi dengan negara lain karena ada perbedaan waktu. Di mana kita juga memerlukan persuratan dan dokumen, itu memerlukan waktu dan harus translate dokumen dan lain-lainnya," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES