Akademisi Dorong Kampus untuk Mengawal Proses Pemilu 2019
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Akademisi Dr Ujang Komarudin MSi mengatakan kampus sebagai lembaga pendidikan dapat turut serta mengawal proses Pemilihan Umum atau Pemilu 2019 mendatang baik itu tingkat calon legislatif maupun calon presiden. Bukan sebagai tempat politik praktis.
"Kampus bisa mengawal proses pesta demokrasi lima tahunan ini agar berjalan secara demokratis, jujur, dan adil," ungkap Ujang selaku pengamat politik maupun dosen di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Kamis (13/11/2018).
Memiliki dasar tri dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Semestinya, kampus dapat menempatkan lembaganya sebagai sebuah tempat pengujian program dari para peserta pemilu 2019.
"Orang-orang kampus jangan hanya diam di menara gading. Tetapi harus turun dalam membenahi bangsa," jelasnya.
Berkaca dari insiden pemblokadean seminar yang terindikasi unsur kampanye di Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Oktober 2019 lalu. Memberi kesan peran kampus yang menutup diri dalam proses demokrasi negara.
Menurut, Ujang fenomena tersebut harus menjadi gambaran yang semestinya dinilai lebih objektif dengan menyediakan panggung seminar bagi kedua kubu capres dan cawapres.
"Seminar yang terindikasi kampanye harus dilihat secara objektif. Jika dianggap ada kampanye, maka bisa dibubarkan. Namun jika acara belum mulai sudah tidak diijinkan, itu terlalu berlebihan," pungkas Ujang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Jakarta |