Peristiwa Nasional

Sosiolog UGM Arie Sujito: Intoleransi Masih Jadi Persoalan Serius Jokowi

Selasa, 11 Desember 2018 - 20:13 | 53.28k
Presiden Jokowi (Foto: Istimewa)
Presiden Jokowi (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTASosiolog UGM Arie Sujito mengatakan, salah satu persoalan serius yang banyak terjadi di era Pemerintahan Jokowi adalah maraknya kasus intoleransi. Menurutnya, kasus intoleransi itu mulai dari pembubaran diskusi, penyegelan tempat ibadah agama tertentu, hingga politisasi isu berbau suku, agama, ras dan antarglongan (SARA).

"Di era Jokowi, upaya-upaya untuk membangun pluralisme, kemajemukan untuk menciptakan integrasi nasional jadi tantangan,” ujarnya dalam diskusi empat tahun kepemimpinan Jokowi-JK di kawasan Cikini, Jakarta, kemarin. 

Fakta itu lanjut dia, menunjukkan kepemimpinan Jokowi belum berhasil sepenuhnya mencegah terjadinya ketegangan antarkelompok. Namun, itu bukan semua salah Jokowi. Sebab, kondisi itu merupakan masalah turun temurun.

Meski demikian, sebagai kepala negara saat ini, Jokowi punya tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jika tidak, persoalan SARA akan menjadi bom waktu. Sebab, kalaupun pemerintah berhasil memperbaiki kondisi ekonomi, itu tidak berarti jika konflik banyak terjadi di lapangan. 

Bahkan, dalam waktu yang lama, bisa meruntuhkan kondisi ekonomi. "Kalau kerentanan masyarakat sipil akibat masalah berbasis identitas ini tidak segera digarap, ini bisa merusak dalam waktu satu, dua tahun," papar Arie.

Disebutkan, salah satu cara yang bisa mengatasi persoalan tersebut dengan menerapkan kepemimpinan yang tegas. Dalam hal ini, jika ada kegiatan intoleransi yang dilakukan sebuah kelompok terhadap kelompok lain, maka prosedur hukum harus berjalan. “Harus dipastikan negara berani, negara kuat," imbuhnya.

Di luar persoalan intoleransi, Sosiolog UGM Arie Sujito ini menilai persoalan lain yang dirasakan adalah belum meratanya dampak pembangunan. Menurut dia, pembangunan infrastruktur oleh Pemerintahan Jokowi, seperti tol dan bandara belum dirasakan dampaknya oleh masyarakat menengah ke bawah. Imbasnya, di level bawah, kesejahteraan belum ikut terkerek. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES