Kopi TIMES

Orientasi Kepemimpinan yang Beriman, Berdaya, dan Bermartabat

Kamis, 29 November 2018 - 22:32 | 74.08k
(FOTO: Istimewa)
(FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tiga kata: beriman, berdaya, dan bermartabat adalah trilogi kepemimpinan Bupati Bondowoso ke-30 Amin Said Husni (ASH). Ketiganya menjadi cetak biru (blue print) dasar pembangunan daerah Bondowoso di bawah kepemimpinan pria kelahiran Pamekasan 19 Agustus 1966 ini. Dalam kajian sastra Arab (balaghah), trilogi itu memenuhi unsur ijaz (ma qolla lafdhuhu wa katsura ma’nahu, pendek kata sarat makna; simpel namun menjadi sampel; kata sederhana namun kaya makna).

Term beriman, berdaya, dan bermartabat itu merupakan hasil kontemplasi ASH untuk menjalankan kepemimpinannya dengan tantangan sekaligus potensi untuk membangun Bondowoso. Pertama, dalam pandangan ASH, pembangunan itu harus berorientasi pada dua dimensi: lahir (fisik) dan batin (spirit). Dalam konteks spiritual, pembangunan harus menitikberatkan pada pembangunan karakter dan kepribadian. Selain itu, masyarakat Bondowoso adalah masyarakat yang agamis dengan kultur kesantrian yang kental. Para tokoh agama, khususnya para kiai, menempati posisi sentral di tengah-tengah kehidupan sosialnya.

Opini-Resensi-Buku.jpg

Untuk mewujudkan trilogi itu, ASH menggagas Pendidikan 24 Jam (P-24). Pengarusutamaan P-24 tersebut menekankan bahwa pembentukan karakter anak tidak semata dibebankan kepada para guru di sekolah, namun juga harus melibatkan orang tua dan masyarakat. Dengan P-24, ketiga pilar pendidikan itu benar-benar menjadi gurunya manusia, sekolahnya manusia, dan orang tua-masyarakatnya manusia.

Untuk lebih memantapkan P-24 tersebut, ASH menggagas Gerakan Kembali ke Musala (GKM), yang merupakan salah satu implementasi P-24. Melalui Peraturan Bupati Nomor 9 tahun 2017, GKM ini bisa dianggap sebagai tindakan preventif sekaligus solutif di tengah merebaknya fenomena anak enggan mengaji di musala akhir-akhir ini, utamanya saat usia SMP sederajat. Mereka merasa malu mengaji di musala karena merasa sudah dewasa. Padahal dalam Islam, menuntut ilmu itu sepanjang hayat (minal mahdi ilal lahdi-long life education-life long learning).

Dengan GKM, diharapkan ada interrelasi peran orang tua, guru agama, dan  guru ngaji. Orang tua memberikan pendidikan dasar keagamaan di keluarga, diperkuat oleh guru agama di sekolah dan dikokohkan oleh guru ngaji di musala.

Demikian pula dengan program Bondowoso Menghafal Alquran (BMA). Program yang dicanangkan sejak 20 Oktober 2014 ini bertujuan membumikan Alquran, membina, dan mencetak huffadz (para penghafal Alquran) di Kabupaten Bondowoso. Pelaksanaan program ini dikemas dalam lima paket hafalan, yakni paket I Juz 30, paket II Juz 1-3, paket III Surat Yaasin, Surat Ar-Rahman dan Surat Al-Waqiah, paket IV Surat Al-Mulk dan Al-Kahfi, dan paket V menghafal di luar paket I hingga paket IV. Hingga tahun 2018 ini, ditargetkan lebih dari 2500 huffadz melalui BMA ini.

Kedua, tantangan penguatan SDM sebagai prasyarat terwujudnya kemajuan Bondowoso. Penguatan SDM ini berkaitan dengan kemudahan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai. Salah satunya dengan Gerakan Pendidikan Kesetaraan Berbasis Desa (Getar Desa). Tujuan program ini untuk memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Rebuplik Kopi ini. Getar Desa ini menjadi salah satu sektor yang mengantarkan Bondowoso bebas dari status daerah tertinggal karena peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang signifikan.

Dan ketiga, martabat masyarakat dapat terwujud jika masyarakat mempunyai daya saing yang kuat. Tanpanya, perkembangan masyarakat akan stagnan, bahkan mengalami ketertinggalan dengan daerah lain.

Bondowoso merupakan daerah agraris, tidak memiliki laut, dan 60 % penduduknya sebagai petani dan buruh tani. Maka, wajar apabila ASH berkomitmen untuk mengembangkan potensi pertanian dengan Gerakan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik). Botanik tersebut menghasilkan beras organik yang tidak hanya diapresiasi secara nasional, melainkan juga internasional, dan mendapatkan sertifikat internasional dari Control Union Certification Belanda.

Dan yang spektakuler adalah Bondowoso Republik Kopi (BRK). Tentu bukan tanpa alasan mengapa ASH mendeklarasikan Bondowoso Republik Kopi (BRK) pada 22 Mei 2016. Bondowoso memiliki perkebunan kopi seluas 4000 hektar. Perkebunan itu terletak di kawasan Gunung Ijen dan Raung yang meliputi Desa Blawan, Desa Kalisat, Desa Jampit Kecamatan Ijen,  dan Desa Pancur Kecamatan Botolinggo.

Setelah melalui  berbagai tahapan, kopi Bondowoso itu di-branding dengan nama “Kopi Arabika Java Ijen-Raung” yang turut mengangkat nama Bondowoso di kancah nasional bahkan internasional.

Demikianlah. Buku ini juga membahas kepemimpinan inovatif ASH lainnya yang mampu mengubah Bondowoso dari kota pensiun menjadi kota kampiun. Semoga berkah!

Judul Buku                 : Mozaik Pemikiran dan Kepemimpinan: Rangkuman Gagasan dan Praktik  Kepemimpinan Amin Said Husni Bupati Bondowoso ke-30

Penulis                        : Tim Penulis

Editor                          : H. Samsul Tahar dan Yatimul Ainun

Penerbit                      : Q-Media Yogyakarta

Tahun Terbit              : Cet. I/ November 2018                   

ISBN                           : 978-602-6213-19-8

*)Peresensi, Moh Mahrus Hasan adalah pengurus PP. Nurul Ma’rifah Poncogati Bondowoso dan pembina ekstrakurikuler KIR/literasi “Sabha Pena” MAN Bondowoso.

*)Resensi Buku ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES