Kopi TIMES

Menggugat Komitmen Para Caleg 'Miskin' Visi dan Misi Maupun Program

Kamis, 29 November 2018 - 08:21 | 131.15k
Moh Iksan, Arek Muda Jawa Timur. (Grafis: Dena/TIMES Indonesia)
Moh Iksan, Arek Muda Jawa Timur. (Grafis: Dena/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Kontestasi Pesta Demokrasi Pileg dan DPD 2019 sedang mulai marak hiruk-pikuk diseantoro pelosok negeri termasuk di Jawa Timur, para politisi baik yang sudah “kawakan-pemula” maupun yang “dadakan”. 

Bagi yang kawakan bisa saja karena orientasi ingin tetap konsisten berjuang untuk rakyat (baca: wakil rakyat) atau orientasi untuk tetap menjaga eksistensi maupun “gengsi”. Sedangkan yang pemula dan apalagi yang “dadakan” entah apa orientasinya (suroboyoan/malangane: mbok aku ra weruh).

Yang kutahu hanyalah maraknya pemasangan baliho, benner, bilbord kampanye dari pemilu ke pemilu oleh para caleg hanya begitu-begitu saja ndak ono sing anyar (tidak ada yang baru) hanya memasang poto dengan infografis kertas/surat suara yang ada daftar caleg lainya lalu ada foto caleh dan dan paku nyobolos nomor/nama caleg.

Ironinya, daftar caleg liyane di “kaburkan” atau dihilangkan. Menurutku ini saja sudah contoh kampanye yang ndak mendidik, lah nek ijik nyaleg saja daftar nama teman sendiri se-dapil dan se-partai wes di kaburkan dan dihilangkan opo maneh nama caleg partai liyane (baca: jika dalam satu partai satu dapil saja sudah saling mengkaburkan alias ndak solid) bagaimana nanti kalau sudah jadi anggota dewan? jangan-jangan nasib rakyat juga dikaburkan.

Hal lainya adalah saya tidak banyak melihat para Caleg pasang benner-baliho dengan flayer yang menjual komitmen dengan Visi-Misi serta Program yang jelas untuk kepentingan rakyatnya yang “konon” katanya akan diwakilinya di Gedung parlemen baik pusat maupun daerah (provinsi/kab/kota).

Ini artinya masih banyak caleg yang sangat miskin Visi dan program yang jelas dan terukur, contoh apa Visi dan Komitmen para caleg untuk mengurangi: angka kemiskinan, menurunkan AKI/AKB (Angka Kematian Ibu dan Bayi) yang notabene masih tinggi di Jawa Timur.

Bagaimana komitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meninggkatkan derajat kemakmuran para petani, bagaimana pemberdayaan perempuan bisa diperjuangkan dalam kebijakan daerah-sehingga kaum perempuan di Jawa Timur lebih memiliki daya tawar dan kemandirian ekonomi membantu kemandirian ekonomi keluarga, dan seterusnya.

Intinya para Caleg yang konon di era milenial inipun masih “Miskin Ide dan Gagasan” bagaimana cara menjadi wakil rakyat yang baik dan benar serta aspiratif terhadap kebutuhan rakyatnya yang akan diwakilinya nanti (jika terpilih).    

Menyoroti banyaknya muncul “Caleg Muda” disisi lain membuat bahagia dan membangkitkan optimisme bahwa caleg muda akan ikut mewarnai pentas politik parlemen. 

Namun lagi-lagi dari CALEG yang MUDA atau dengan kata lain CALEG MILENIAL pun tidak juga banyak hal baru selain dengan cara/gaya kampanye dengan branding yang berbeda ala digital.

Komitmen yang kuat harus menjadi modal bagi kalangan Caleg Milenial ketika memutuskan untuk terjun pada kancah politik perwakilan.

Selain itu, kapasitas politik yang kuat juga diperlukan untuk terjun ke dunia politik praktis disamping juga mulai membekali diri dengan kemampuan teknis dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai anggota legislative.

Terutama terkait dengan kemampuan legal drafting, budgeting dan pengawasan (jangan mengandalkan Bimtek oleh Pemerintah saat terpilih dan terlantik) sebab Bintek yang hanya beberapa hari itu tidak akan pernah cukup dipakai dalam tugas selama 5 tahun, artinya kudu bawa bekal sendiri sebelum berangkat/pergi nyaleg.

Para caleg jangan miskin ide/gagasan, pun juga jangan miskin dengan modal social (social capital) dan modal social itu juga ndak bisa didapat ujug-ujug dikumpulkan saat maju nyaleg, tapi harus sejak lama, berkumpul, bekerja bareng, berinteraksi mereka (masyarakat jangan dijadikan suplemen saat diperlukan untuk kepentingan politik) sesaat Pileg saja.

Masyarakat jangan “dipaksa-paksa” memilihmu dengan jargon-jargon yang kelihatanya akan memperjuangkan mereka, akan tetapi jadikan mereka sebagai teman/sahabat dan bahkan sebagai bagian dari keluarga sehingga mereka akan memilihmu dengan ihlas dan bahkan akan mengajak orang lain memilihmu. 

Untuk itu suguhkan kepada mereka Visi-Program sebagaimana kebutuhan seorang teman dan keluargamu (Kebutuhan: Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi/kesejahteraan) melalui peran dan fungsi anda sebagai anggota parlemen 5 tahun nanti.

Selain itu, lanjut Cak Ipin, calon pemimpin muda juga harus memiliki narasi politik yang mudah diterima pada masa saat ini. (*)

*Penulis, Moh Iksan, Arek Muda Jawa Timur

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES