Caleg Penyandang Disibilitas: UU Nomor 8 Tahun 2016 Harus Terus Disosialisasikan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggia adalah salah satu penyandang disablilitas yang maju sebagai peserta Pemilu 2019 untuk calon legislatif (Caleg) DPR RI, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal tersebut merupakan hasil positif dari pengesahan Undang-Undang (UU) Nomor Tahun 2016 tentang konvensi hak-hak disabilitas.

Keberadaan UU Nomor 8 Tahun 2016 ini telah diresmikan pemerintah pusat sebagai acuan hukum dan penyetaraan HAM untuk penyandang disabilitas. Namun, masih banyak kasus diskriminasi yang terjadi terhadap penyandang disabilitas terlebih bullying dari lingkungan sosial.

Stigma masyarakat yang masih mengesampingkan penyandang disabilitas, dirasa Anggia terlalu berlebihan sehingga melanggar ketentuan hukum yang telah diberlakukan pemerintah.

"Mereka dipisahkan dengan stigma sangat kuat dari masyarakat maka oleh keluarga tidak boleh keluar. Kualitas manusia yang ada masih berstigma difabilitas yang mengesampingkan orang-orang difabel," ungkap Anggia sambil merenung saat menyampaikan aspirasinya di Rumah Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2018).

Anggia juga menambahkan bahwa tingkat emosional dari penyandang disabilitas sama saja seperti normalnya orang biasa. Hanya saja banyak dari masyarakat yang masih merendahkan penyandang disabilitas.

"Dulu saya pernah buat KTP di kelurahan, ada orang ngomong tuh tuh yang cebol, itu kan artinya buat baper. Gak cuman buat orang difabel tapi orang normal pun yang di begitukan akan baper atau kesal," tegasnya.

Ia berharap UU Nomor 8 Tahun 2016 yang memuat soal penyetaraan HAM untuk penyandang disabilitas ini harus disosialisasikan gencar oleh pemerintah dan sepenuhnya menuntaskan program-program yang masih dirancang tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement