Politik

Saparwadi: Pileg 2019 Momentum Kebangkitan Pemilih Milenial

Rabu, 21 November 2018 - 07:50 | 76.87k
Politikus Partai Nasdem asal Lombok Timur, Saparwadi (tengah) yang aktif mengunjungi generasi muda menjelang pelaksanaan Pemilihan Legelatif (Pileg) 2019. (FOTO: Istimewa)
Politikus Partai Nasdem asal Lombok Timur, Saparwadi (tengah) yang aktif mengunjungi generasi muda menjelang pelaksanaan Pemilihan Legelatif (Pileg) 2019. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MATARAM – Pemilihan Legislatif atau Pileg 2019 merupakan momentum kebangkitan pemilih milenial dalam menentukan aspirasi politiknya terhadap wakil rakyat yang dianggap mampu mewakili aspirasi generasi muda. "Semangat politik kaum milineal itu sudah dibuktikan dalam Pilgub NTB 2018 yang menenangkan Cagub Zul Rohmi,'' ucap Saparwadi.

Saparwadi, politikus Partai Nasdem asal Lombok Timur, menyampaikan hal itu kepada TIMES Indonesia, Selasa (20/11/2018).

Saparwadi menyatakan bahwa orang muda yang identik dengan semangat perubahan, meskipun secara umum cenderung apolitis tidak berafiliasi dengan bloking politik tertentu, sesungguhnya memiliki kesadaran bersama yakni anti mainstream, cenderung menginginkan perubahan . 

"Dalam kasus Pilgub NTB, pemetaan itu terlihat, bagaimana pasangan Zul-Rohmi dengan slogan Jilbab Ijo mampu menjadi perekat semangat perubahan kaum milenial," ucapnya. 

Ia menjelaskan bahwa pasangan Zul-Rohmi mampu merebut hati kaum Milineal dengan pendekatan dan tema kampanye yang gaul dan tidak terkesan konservatif. 

"Pasangan Zul-Rohmi kala itu menjadi idola baru anak muda Milineal karena dianggap cerminan pemimpin yang gaul," tutur Saparwadi, yang juga Caleg Partai Nasdem Dapil 2 DPRD Lombok Timur ini. 

Berangkat dari pemikiran tersebut, Saparwadi ingin melakukan gerakan serupa meskipun dalam skala yang lebih kecil yakni ditingkat kabupaten. 

Hal ini, menurutnya, karena tingkat partisipasi pemilih Milineal dikabupaten Lombok Timur saat Pilgub NTB naik secara signifikan di banding pilleg 2014. 

"Suara pemilih milenial di Dapil 2 DPRD Lombok Timur tidak boleh dianggap remeh karena opulasi mereka diduga 3O-40 persen dari DPT di Dapil tersebut," paparnya. 

Saparwadi mengakui merangkul dan cair bersama pemilih milenial merupakan tantangan tersendiri baginya. Mengingat karakter dasar kaum milenial yang anti politik harus didekati dengan cara masuk kedunia yang digandrungi nya. 

"Kelompok milenial cenderung anti politik karena mereka beranggapan politik itu berat dan dianggap jauh atau bertolak belakang dari dunia milenial," katanya. 

"Untuk itu saya memiliki taktik dan strategi khusus untuk meraih suara pemilih milenial ini di Pileg 2019 mendatang," sambung Saparwadi(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES