Peristiwa Daerah

Dua Terpidana Bali Nine Layak Mendapatkan Remisi Perubahan

Selasa, 20 November 2018 - 19:28 | 34.68k
Kepala Lapas Kerobokan Kelas ll A Denpasar Tonny Nainggolan bersama Matthew Norman, Selasa (20/11).(FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia).
Kepala Lapas Kerobokan Kelas ll A Denpasar Tonny Nainggolan bersama Matthew Norman, Selasa (20/11).(FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, DENPASARRenae Lawrence salah satu dari sembilan terpidana kasus jaringan narkoba Bali Nine secara resmi akan bebas dari Rutan Kelas ll B Bangli, pada Rabu (21/11/2018) besok.

Sementara itu, dua orang lainnya dari jaringan tersebut yakni Matthew Norman dan Si Yi Can masih menjalani hukuman di Lembaga Pemasyaratakatan (Lapas) Kelas ll A Kerobokan, Denpasar, Bali.

Dengan bebasnnya salah satu narapidana tersebut, Kepala Lapas Kerobokan Kelas ll A Denpasar Tonny Nainggolan menyampaikan, untuk Matthew Norman dan Si Yi Can, sepajang pengamatannya bisa mendapatkan remisi perubahan.

"Sepanjang pengamatan kami bahwa yang dua orang, kami tidak melihat atau memantau ada hal-hal yang negatif. Mereka selalu berkoordinasi dengan kami dan selalu mengikuti program. Khususnya supaya (Mendapat) remisi perubahan," ucapnya, di Lapas Kerobokan, Selasa (20/11/2018).

Menurut Tonny, semenjak dirinya bertugas sudah dua kali mengusulkan remisi perubahan kepada kedua yang bersangkutan.

"Saya dua kali usulkan dan akan kita usulkan kembali untuk remisi. Mereka sudah 14 tahun menjalani pidananya dengan hukuman seumur hidup. Manakala nanti remisi perubahannya sudah turun. Mungkin bisa langsung bebas atau mungkin menjalani beberapa saat lagi dia akan sudah bebas," jelasnya.

Menurut Tonny, sebenarnya selama ini di Lapas Kerobokan sudah 9 kali mengusulkan untuk remisi perubahan kepada dua yang bersangkutan tersebut dan sampai saat ini belum mendapatkan jawaban.

Selain itu, kedua yang bersangkutan sudah layak mendapatkan remisi perubahan karena mereka selama ini aktif untuk mengikuti pembinaan kepribadian dan kemandirian.

"Jadi kami sudah usulkan 9 kali, jawaban secara langsung masih belum ditolak atau dikabulkan belum sampai sekarang. Untuk penyebabnya ada banyak, iya tentunya masalah regulasi, masalah koordinasi dan masalah penilaian. Bisa jadi penilaian kami dan penilaian yang berkompeten untuk itu memang belum waktunya diberikan remisi perubahan," ungkapnya.

"Jadi remisi perubahan itu nanti dari seumur hidup menjadi 20 tahun paling lama. Setelah 20 tahun, nanti kita hitung kembali remisi yang ia dapat selama menjalani hukuman selama 14 tahun ini. Apakah sudah mencapai 20 tahun setelah dikurangi. Iya dihitung surut dari tahun pertama dia masuk. Dia akan dihitung dari remisi awal sudah menjalani hukuman dari tahun pertamanya," tambah Tonny.

Tonny juga menekankan, bahwa yang bersangkutan sangat layak mendapatkan remisi perubahan. Karena hal tersebut dilihat dari aktivitas mereka.

"Iya buktinya kami usulkan dua kali selama saya disini remisi perubahannya. Artinya, kalau dia tidak layak tidak kami usulkan. Karena itu banyak pertimbangan dan banyak penilaian, bukan hanya kemauan saya," ujarnya.

"Tapi kita lihat juga dari lingkungan sosialnya di sini cara bergaulnya ketaatan dia terhadap agamanya. Bagaimana hubungan dia dengan keluarga dan kawan-kawannya diluar bagaimana juga komitmen dia nanti diberikan remisi perubahan," jelaa Tonny.

Menurut Tonny, keduanya sangat rutin dan taat kepada agamanya. Selain itu, pembinaan kemandirian untuk Matthew Norman, sepanjang ingatannya belum pernah membuat ulah demikian juga 

 Si Yi Can juga taad kepada agamanya, dan juga ikut dalam program pembinaan kemandirian. 

"Matthew Norman aktif di sablon dan desain grafis, dia sekarang menjadi tutor dan jadi instruktur bagi warga binaan yang lain. Sehingga banyak anak latihnya dia yang tadinya tidak bisa sablon sekarang bisa," ucapnya.

"Demikian juga Si Yi Can dia aktif di kerajinan perak dan dia sudah menjadi instruktur disitu. Dan sudah banyak produksi yang dia buat dan kita sudah bekerjasama dengan pihak ketiga pendor-nya, dan sangat perduli dengan kegiatan itu dan juga anak latihnya jadi dari sekarang mereka sudah memiliki bekal untuk itu," imbuh Tonny.

Tonny, juga menyakini jika yang bersangkutan nantinya sudah bebas mereka tidak akan mengulangi lagi.

"Kalau dari pribadi kami sendiri, kami yakin yang bersangkutan tidak mengulangi lagi seperti apa yang dia lakukan sebelumnya. Karakter mereka ini taad agamanya, dan mereka rajin untuk mengikuti kegiatan program kemandirian setiap hari," ujarnya.

Tonny menambahkan bahwa Matthew Norman sudah bekerjasama dengan salah satu yayasan diluar untuk memberikan pelatihan bahasa Inggris bagi warga binaan maupun petugas Lapas.

"Selama saya di sini sudah menjadi gelombang kedua dengan perserta 30 (per gelombang pelatihan). Kita berharap yang bersangkutan bersabar," tutup Tonny.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES