Ekonomi

Tanaman Agave Menjadi Pemasukan Baru di Dusun Bahel

Senin, 19 November 2018 - 13:36 | 322.22k
 I Wayan Ringin saat memisahkan serat dari sehelai daun ageve di Dusun Bahel, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (19/11/2018).(FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia).
I Wayan Ringin saat memisahkan serat dari sehelai daun ageve di Dusun Bahel, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (19/11/2018).(FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, DENPASAR – I Wayan Ringin di bawah teduhnya pohon di perkebunan milik juragannya, menarik sehelai daun Gebang untuk diambil seratnya.

"Saya sudah 4 tahun bekerja mengambil serat daun gebang," ucapnya, saat ditemui TIMES Indonesia.

Tumbuhan gebang adalah sebutan warga Dusun Bahel, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Tanaman gebang, adalah tanaman Agave Sisalana Perrine yang merupakan tanaman pengasil serat dari daunnya. Tanaman ini banyak tumbuh di Dusun Bahel.

Untuk mengambil seratnya, Wayan Ringin menjepitnya dengan dua bambu kecil dari dua sisi yang dipatok dalam kayu. Kemudian, sehelai daun agave dijepit oleh dua bambu kemudian ditarik dengan menggunakan alat tang lancip lalu menarik daun agave sehngga daun dan seratnya terpisah.

sehelai-daun-ageve-diDusun-Bahel2.jpg

Wayan Ringgin sengaja memakai alat tang dan sarung tangan agar tidak terluka karena daun agave berduri.

"Dalam satu tanaman gebang, kita bisa mendapatkan 50 ikat," kata I Wayan Ringin.

Tanaman agave, bisa tumbuh di iklim yang kering, dan Dusun Bahel, terletak di lereng timur Gunung Agung, kondisinya penduduk dusun sulit untuk mendapatkan air karena gersang dan tandus. 

Saat menyusuri Dusun Bahel, di sepanjang jalan berdebuh dan sebagian tak beraspal. Sementara, di sisi jalan hanya berderet tanaman jambu mete dan beberapa pohon intaran.  

Dengan kondisi tersebut, penduduk dusun selain bertenak dan bertani juga memanfaatkan tumbuhan agave untuk menompang kehidupan ekonominya. Pada tahun 2000, di Dusun Bahel mempunyai Kelompok Tani Ternak Dharma Kerti yang di Ketuai oleh I Nyoman Darma.

sehelai-daun-ageve-diDusun-Bahel3.jpg

Dengan adanya kelompok tani tersebut yang berjumlah 18 orang. Para penduduk dusun mulai merawat tanaman agave yang duluhnya bagi para penduduk hanya dianggap sebagai tanaman liar dan menggangu tanaman lainnya.

"Tanaman ini sudah dulu, sejak para orang tua kita," ucap I Nyoman Darma di tempat yang sama.  

I Nyoman Darma, menjelaskan tanaman agave mulai dikembangkan oleh penduduk dusun sejak Conservation International (CI) Indonesia, memberikan pengetahuan, bahwa serat agave bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi gebrang (hiasan bulu Barong) dan hiasan penjor dan mereka menjualnya di daerah Sukawati, Gianyar, Bali, 

Selain itu, para ibu rumah tangga juga memanfaatkan serat agave menjadi bahan baku kerajinan, seperti anyaman gelas dan piring di restaurant serta tas. Hanya saja, hasil kerajinan berbahan Agave belum bisa dipasarkan. Pihaknya berharap, ada yang membantu memasarkan hasil kerajinannya tersebut.

sehelai-daun-ageve-diDusun-Bahel4.jpg

"Kalau disini ada pengepulnya, per meter (Gebrang) kita jual 4000 rupiah. Kalau kerajianan belum ada pemasaran baru uji coba. Ini bisa menambah pemasukan buat para ibu rumah tangga. Biasanya, habis masak atau mencari rumput buat ternak para ibu-ibu merajut kerajinan itu," ujar I Nyoman Darma.

Nyoman Darma menjelaskan, untuk tanaman agave baru bisa dipanen sekitar 3 atau 5 tahun. Selain itu, juga tergantung kondisi lahan yang ada, jika kandungan air di bawah tanah bagus, akan cepat tubuh besar. 

"Sistem seperti gebang ini harus mendapatkan air agar mengembang daunnya. Selain itu, tergantung bibitnya," tuturnya.

Namun dengan adanya, tanaman agave di dusunnya, Nyoman Darma sudah bersyukur, karena bisa menambah pengasilan ekonomi dan keterampilam bagi warga dusun, kendati belum sepenuhnya mensejahterakan penduduk dusunnya.

"Kita senang dapat ketrampilan dari bahan gebang dan pengasilan dalam rumah tanggah," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES