Peristiwa Daerah

GP Ansor Angkat Bicara Terkait Bantuan Bibit Jagung di Kota Bima

Sabtu, 17 November 2018 - 17:35 | 361.97k
Muhammad Yusuf Mansyur, Wakil Koordinator Jagung Nasional PP GP Ansor. (FOTO: Gede Parman/Metro NTB)
Muhammad Yusuf Mansyur, Wakil Koordinator Jagung Nasional PP GP Ansor. (FOTO: Gede Parman/Metro NTB)

TIMESINDONESIA, MATARAM – Penyaluran bantuan bibit jagung dari Kementerian Pertanian RI di Kota Bima menuai polemik. Hal ini disinyalir adanya penarikan sejumlah uang kepada setiap kelompok tani yang dialamatkan kepada GP Ansor.

Kondisi inipun membuat Wakil Koordinator Jagung Nasional PP GP Ansor, Muhammad Yusuf Mansur angkat bicara.

Ia menjelaskan, ikhwal kerjasama pengadaan bibit jagung yang selama ini terjalin baik. Namun, sungguh mengherankan bagi dirinya, ketika munculnya statemen yang memfitnah GP Ansor menarik keuntungan dalam pendistribusian bibit jagung bagi petani tersebut. 

“Pengadaan jagung pada tahun 2018 kita menambah kuota untuk menjadikan NTB sebagai lumbung jagung nasional. Kerjasama pengadaan bibit jagung kami terdapat pada Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu," katanya, di Mataram, Sabtu (17/11/2018).

"Pada 4 Kabupaten ini tidak ada permasalahan, namun di Kota Bima ini kok jadi masalah sekarang. Entah siapa yang bermain namun kami yang kena getahnya. Masalah ada pada Dinas sepertinya ini, dibuat seolah kami yang menarik keuntungan olehnya,” sahutnya.

Yusuf mengatakan bahwa pendistribusian bantuan bibit jagung sebelumnya berjalan dengan profesionalisme, GP Ansor mengawal nawacita dari Presiden RI Joko Widodo tentang membangun negara dari Desa dan masyarakat pinggir. 

"Mendistribusikan bibit jagung ini dalam upaya meningkatkan produktifitas untuk ketahanan pangan dan bahkan memenuhi nilai expor ke luar negeri," ucapnya. 

Yusuf menilai, pihaknya saat ini dijadikan sebagai pelarian dari carut marutnya proses administrasi Dinas Pertanian Kota Bima yang tak bisa diselesaikannya. 

Upaya untuk menjadikan GP Ansor sebagai tempat pelarian itupun, terus digaungkan melalui media, guna memperkuat alibi dan menggiring opini bahwa GP Ansor lah yang harus bertanggungjawab atas setiap kesalahannya.

"Ada oknum yang dijadikan tameng untuk memuluskan siasatnya, kemudian GP ansor dijadikan alat untuk memperkeruh administrasi pelaksanaan distribusi bibit oleh dinas melalui media bodong. Hal ini bagi kami sangat tidak manusiawi, dilakukan untuk mengaburkan kebobrokan urusan dinasnya,” paparnya. 

Meski demikian Yusuf mengatakan, jika pihaknya tetap berkomitmen memberikan yang terbaik bagi petani guna mendukung program pemerintah untuk menjadikan NTB sebagai lumbung jagung nasional.

Sementara, Dinas Pertanian Kota Bima belum bisa dikonfirmasi terkait dugaan tersebut dikarenakan akses komunikasi media ini sampai ke sana belum tersambung. 

Namun, Sekdis Pertanian NTB Haryono saat dimintai keterangannya, menegaskan bahwa tidak dibenarkan meminta tarif kepada petani yang menerima bibit tersebut.

“Kalau bantuan bibit jagung dari kami (Dinas Pertanian) itu betul-betul bantuan Pemerintah kepada masyarakat, termasuk di Kota Bima. Tidak ada kontribusi (penarikan) uang sepersen pun dengan alasan apapun dan oleh siapapun termasuk GP Ansor,” terang Sekdis Pertanian NTB Haryono, usai hearing dengan HMI MPO Cabang Mataram di Kantor DPRD NTB.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES