Kuliner

Go Gegog, Kuliner Ngetren di Ponorogo, Seperti Apa Rasanya?

Kamis, 15 November 2018 - 01:22 | 268.63k
Salah satu wisata kuliner Ponorogo, Go Gegog atau Sego Gegog (Foto: Endra Dwiono/TIMES Indonesia)
Salah satu wisata kuliner Ponorogo, Go Gegog atau Sego Gegog (Foto: Endra Dwiono/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Nama Go Gegog atau Sego Gegog memang belum familier di telinga masyarakat luas. Nasi bungkus daun pisang ini awalnya hanya sebutan nasi bekal ke ladang masyarakat di Kecamatan Pudak khususnya daerah perbatasan dengan Trenggalek. Tapi di tangan Hari Purnomo, kuliner yang bercirikan rasa pedas itu naik kelas. Kuliner Go Gegog sekarang menjadi kuliner khas dari Ponorogo.

Orang-orang banyak mencarinya untuk merasakan sensasi pedasnya tersebut. ‘’Tidak hanya warga Ponorogo saja, artis-artis ibukota seperti Ki Joko Bodo, Mandala, dan Manda, Hery Panca, Roben Onsu, dan Caesar pernah singgah di warung kami untuk makan Go Gegog,’’ katanya sembari menyebut awalanya Go Gegog hanya berlauk tempe, Rabu (14/11/2018)..

Go Gegog dikenalkan Hari Purnomo itu sejak beberapa tahun lalu. Sekilas tampilan makanan ini serupa dengan garang asam. Nasi dibungkus daun pisang lantas dikukus hingga matang.

Bedanya, nasi dikukus bersamaan dengan lauk dan bumbunya. Tak urung, aroma lauk turut merasap pada nasi. Hadi sengaja bereksperimen dengan berkreasi aneka lauk di dalamnya. Kini Dia memiliki bermacam menu pilihan. Di antaranya Go Gegog salem, ayam, jamur, bunga pisang, jeroan, sarang tawon, lamtoro tempe, dan luntas.

‘’Go Gegog dimasak menggunakan parutan kelapa jadi lebih gurih,’’ jelasnya sembari menyebut Go Gegog kependekan dari Sego Genem Godong Gedang itu.

Hadi mengaku tidak menggunakan bahan khusus. Bawang merah dan putih, garam, gula pasir, parutan kelapa, tomat, daun kemangi, cabai, serta penyedap rasa sebagai bumbu. Bahan-bahan khas dapur itu lantas dihaluskan. Di tungku yang lain, nasi sudah mulai ditanak. Nasi lantas dibungkus menggunakan daun pisang saat baru setengah matang. Di atas nasi, lauk dan bumbu ditambahkan. Daun kemangi berada di bagian paling atas sebagai pemberi aroma khas. Campuran nasi, lauk, dan bumbu lantas dikukus hingga matang.

‘’Dikukus dengan api sedang,’’ terangnya sembari nasi siap dihidangkan sekitar 30 menit kemudian.

Hadi mengaku secara tidak sengaja menemukan Go Gegog kala menyambangi teman di Kecamatan Pudak. Lantaran menilai berpeluang besar, seniman asli Ponorogo itu lantas mencoba membuat Go Gegog di rumahnya. Dia juga mengkreasikan dengan bermacam lauk. Dia mengklaim sudah mencoba belasan lauk. ‘’ Alhamdulillah, sekarang per hari bias habis 300 hingga 400 bungkus. Ponorogo sebenarnya kaya akan wisata kulinernya,’’ pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES