Peristiwa Daerah

Jadi Motor Penggerak Kemandirian NU, Gus Shodiq Raih Santri Award 2018

Selasa, 13 November 2018 - 13:59 | 125.08k
H Noor Shodiq Askandar, SE, MM (empat dari kiri) dalam acara Resepsi Hari Santri Nasional 2018. (FOTO: Istimewa)
H Noor Shodiq Askandar, SE, MM (empat dari kiri) dalam acara Resepsi Hari Santri Nasional 2018. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANGPCNU Kabupaten Malang memberikan Santri Award 2018 kategori Inspirator Kewirausahaan dan sedekah berprestasi kepada H Noor Shodiq Askandar, SE, MM dalam acara Resepsi Hari Santri Nasional 2018 pada Sabtu (12/11/2018). Total yang mendapat Santri Award 2018 sebanyak 15 orang yang dinilai santri berprestasi.

Noor Shodiq atau yang populer disapa Gus Shodiq, mendapat Santri Award 2018 karena dinilai banyak prestasi yang telah diraihnya dan banyak melakukan kegiatan sosial, baik di banyak daerah di Jawa Timur dan lebih-lebih di Kabupaten Malang.

Nur-Sodiq2.jpg

Sosok Noor Shodiq yang kini menjabat sebagai Ketua PWNU LP Maarif NU Jawa Timur mendapatkan anugerah Santri Award melalui peran aktif menggalakkan pentingnya pengembangan kewirausahaan dalam masyarakat serta aktif dalam gerakan solidaritas masyarakat dalam kehidupan. 

Gerakan kewirausaan Noor Shodiq dimulai dari keresahannya akan kelemahan bangsa Indonesia pada persoalan kemandirian dan kenyamanan hidup. 

“Dari apa yang saya rasakan saat lulus kuliah, dari situ mulailah saya melakukan kajian tentang pentingnya kemandirian melalui wirausaha. Saya menulis buku dan beberapa artikel tentang usaha dalam Islam yang harus dipandang sangat penting bagi umat Islam,” tandasnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (13/11/18). 

Noor Shodiq menilai, setelah dia amati dan dikaji terkait empat pilar perjuangan NU sektor perekonomian kurang mendapat perhatian, disebabkan kurangnya gerakan kemandirian di NU melalui wirausaha.

“Saya kemudian sosialisasikan tentang pentingnya pengembangan kewirausahaan di masyarakat. Saya tunjukkan bahwa dengan wirausaha, ada nilai tambah yang tercipta," kata dosen Unisma itu.

santri-awards.jpg

"Saya contohkan tentang Ketela pohon yang harganya Rp 2000 per kg jika dikreasikan bisa berharga Rp 15.000 per kg. Begitu juga limbah pertanian yang bisa untuk penggemukan ternak dan menghasilkan keuntungan yang lumayan. Peningkatan nilai tambah beras, sehingga bisa menjadi usaha yang feasible. Kini beras “bintang songo” milik NU masih tetap melayani costumer,” ujarnya. 

Tak hanya aktif dalam pengembangan kewirausahaan, Noor Shodiq juga dikenal lewat peran aktifnya mengkampanyekan sedekah sebagai suatu gerakan di Jawa Timur. 

“Di tahun 2015 saya diamanati untuk menjadi Ketua PW LazisNU Jatim. Saya melihat ini sebuah kesempatan untuk menggerakkan solidaritas masyarakat dalam kehidupan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan saya mulai berfikir bagaimana membuat sedekah sebagai gerakan masyarakat yang sangat bermanfaat bagi peningkatkan harkat hidup bangsa Indonesia, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama,” tambahnya. 

Bertajuk “One Day One Thousand” dimana warga NU di Jatim bersedekah 1000 perhari, Noor Shodiq mulai bergerak mengkampanyekan sedekah sebagai gerakan. Hal ini bertujuan memunculkan sikap kemandiriaan untuk menggerakkan empat pilar perjuangan di NU. 

“Gerakan ini Alhamdulillah mendapat respon yang luar biasa , ketika di Gresik, Alhamdulillah dapat inspirasi nama yang lebih mengena di masyarakat. S3 (Sedekah Sedino Sewu). Maka nama gerakan yang awalnya ODOT berubah menjadi S3 yang lebih mudah difahami masyarakat. Banyak kreasi program bermanfaat yang dihasilkan dari gerakan sedekah ini, baik di bidang pendidikan, da’wah, social, kesehatan dan kebencanaan,” ungkapnya. 

Menurutnya, gerakan Sedekah mulai berkembang menjadi gerakan kemandirian. Dimana gerakan sedekah telah memunculkan tekad warga NU untuk lebih mandiri dalam mengelola organisasi dengan tidak bergantung pada pihak lain. 

“Kini NU dan masyarakat NU telah mulai bergerak pada kegiatan yang bermanfaat di masyarakat dengan mengandalkan pada kemampuan sendiri. Gerakan Ekonomi di Kediri, Ngawi, Nganjuk, Trenggalek, dsb. Membangun Masjid Mandiri dari pengumpulan sedekah sampah di Kediri. Gerakan Pendidikan di Jombang, Desa Mandiri dengan Sedekah bersama di Pacar Peluk Jombang, Klinik Pratama Mandiri di Mulyoagung Malang, dan lainnya," katanya. 

Di Turen, Kabupaten Malang, gerakan sedekah kini sangat massif dan mejadi gerakan yang sangat bermanfaat di masyarakat. Menjadi motor penggerak kemandirian NU, Gus Shodiq sukses menyabet Santri Award 2018 yang diberikan PCNU Kabupaten Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES