Peristiwa Daerah

Pancaroba, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cueks 

Selasa, 13 November 2018 - 12:33 | 40.23k
ILUSTRASI. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
ILUSTRASI. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Memasuki masa peralihan musim atau pancaroba, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKMG) menghimbau masyarakat agar waspada pada cuaca ekstrem (cueks). Salah satunya, adalah kawasan Probolinggo, Jawa Timur.

Berdasarkan data dari BMKG Surabaya, sebagian besar wilayah Jawa Timur mulai memasuki musim hujan, secara umum pada November 2018. Pada awal musim hujan atau masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan (masa pancaroba), awan cumulonimbus sangat aktif terbentuk dan perlu diwaspadai adanya potensi cuaca ekstrim (cueks).

Seperti hujan lebat secara tiba-tiba, angin kencang sesaat, kilat dan petir. Bahkan puting beliung yang dapat terjadi di wilayah Jawa Timur. Sebagai akibat dari pembentukan awan cumulonimbus tersebut.

Hujan yang terjadi saat masa pancaroba, bersifat sporadis atau tidak merata dan terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas yang lebat sehingga diwaspadai timbulnya genangan air.

Potensi intensitas angin kencang sesaat, yang bersifat merusak juga akan meningkat pada masa transisi ini. Tidak semua angin kencang yang merusak tersebut adalah puting beliung.

Dalam istilah meteorologi, angin kencang atau hempasan udara dingin yang berasal dari awan cumulonimbus disebut dengan downburst.

Downburst sama berbahayanya dengan puting beliung.

Wilayah yang berpotensi terjadinya puting beliung pada umumnya di daerah pesisir. Daerah padat penduduk, juga daerah ruang terbuka, yang tidak terlalu banyak halangan.

Untuk itu, BMKG akan selalu intens memonitor setiap perkembangan cuaca yang terjadi. Kemudian di teruskan kepada masyarakat.

 “Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya Jawa Timur, agar selalu waspada terhadap berbagai potensi bencana, yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim di masa pancaroba,” kata Kepala kelompok prakirawan BMKG Stasiun Maritim Perak, Ari Wijayanto, Selasa (13/11/2018).

Untuk kawasan Probolinggo, Ari juga meminta masyarakat untuk tetap waspada. Hal ini karena wilayah Probolinggo memiliki topografi yang variatif, dan memiliki ciri khas tersendiri. Dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur, Probolinggo terdiri dari kawasan pegunungan, sampai pantainya yang bermacam-macam. Selain itu, Probolinggo juga terkenal dengan angin gending.

“Khawatirnya, angin lokal bertemu dengan angin bentukan awan cumulonimbus, itu yang harus menjadi kewaspadaan tersendiri,” ujarnya.

Peran aktif kewaspadaan masyarakat, harus selalu dijaga. Apabila terjadi bencana karena cuaca ekstrem, pihak BMKG menghimbau agar warga langsung berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES