Kopi TIMES

Pariwisata NTB, Mati Suri-kah?

Selasa, 13 November 2018 - 11:04 | 43.99k
Suaeb Qury, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemudan Ansor NU NTB 2010-2014. (GRAFIS: TIMES Indonesia)
Suaeb Qury, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemudan Ansor NU NTB 2010-2014. (GRAFIS: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LOMBOK – Napaktilas pencapain maksimal yang ditorehkan oleh TGB selama 2 periode memimpin NTB, pada sektor pariwisata adalah impian semua masyarakat NTB lebih khsusus lagi pelaku pariwisata.

Magnet pariwisata yang ada di pulau Lombok (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air), Kute Lombok  dan Senggigi serta Gili Nanggu yang berada di Lombok Barat, serta kawasan Rinjani dan Pantai pink di Lombok Timur, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong .

Tidak kalah memesonanya juga, kawasan pariwisata yang ada di pulau Sumbawa, seperti Lakey Beach, Pulau Satonda, Tambora (Dompu), begitu juga yang ada di kabupaten Sumbawa dan Sumbwa Barat (Pulau Moyo, Pulau Kenawa). Untuk memaksimalkan gerak cepat membangun dunia pariwisata ditangan TGB mengambil langkah tepat dengan cara: 

Pertama. Membumikan pariwisata NTB dengan pilihan mempersaipkan dan melibatkan  masyarakat akan arti pentingnya dunia pariwisata. Dengan kekutan local wisdom, maka akan lahir kearifan lokal dan motivasi menjaga NTB.

Itulah, kenyataan yang terjadi selama 10 tahun berjalan muncul para tokoh agama, tokoh masyarakat dan kelompok sadar wisata di NTB yang ikut menjadi bagian sebagai pelaku wisata di NTB. 

Kedua,memunculkan destinasi baru dan membenahi yang ada, bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, target yang dicapai dengan memaksimalkan potensi alam yang ada di NTB, dari Ampenan sampai ujung Sape.

Apa yang terjadi dimana-mana bermunculan desa wisata yang cukup dikenal dan mendunia, seperti wisata desa Mas-Mas Lombok Tengah dan pasar pancing yang ada dilombok Barat.

Ketiga. NTB yang dijuluki sebagai seribu masjid tempat yang aman dan nyaman bagi para pelancong dan pejabat berlibur, maka ditetapkanlah Wisatasa MICE dan Wisata Halal, sebagai titik utama promosi ke berbagai Negara maupun dalamNegeri. 

Dan hasilnya dirasakan sangat mengembirakan dengan berbagai macam kegiatan yang berskala Nasional mapun Internasional, seperti Konfrensi Menteri luar Negeri Asean 2011, olimpiade fisika  tingkat dunia serta festival Internasional Pemuda dan olah raga bahari. Dan disambut lagi dengan kegiatan yang berskala Nasional, Perayaan hari Keluarga National, Hari Pers Nasional dan masih banyak lagi.

Dan  pencapain 10 tahun TGB mengabdi di dunai pariwisata dirasakan hasilnya dengan memperoleh penghargaan baik nasional maupun Internasional.

Promosi dan Cita Rasa

Dengan tidak melupakan cetak biru keberhasilan TGB di dunia pariwisata dan melupakan peristiwa  Gempa Bumi  terajdi beberapa bulan yang lalu di NTB, bagi dunia pariwisata di NTB khususnya  di Pulau Lombok yakni Kabupaten yang terkena dampak, seperti Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat,Kabupaten LombokTengah dan Lombok Timur serta Kota Mataram. 

Maka diperlukan semangat koleketif  dan sikap optimisme.  Hal ini ditunjukkan langsung oleh Gebernur dan  Kapala Dinas Pariwisata NTB dengan target recovery infrastruktur 80% dari danpak Gempa Bumi, khsusnya daerah wisata yang berada di tiga Gili Lombok Barat. Dan ini, patut diapresiasi sebab sector pariwisata adalah jantungnya NTB.  

Jika sektor pariwisata mengalami kelesuhan yang cukup lama, maka yang terjadi adalah, pertama  secara ekonomi, bahwa  sektor pariwisata adalah bagian terbesar ke 2 dari sektor partambangan  untuk pendapatan daerah (PAD) tentu akan menurun secara drastis. Mengapa demikian? Sebab pendapatan daerah sektor pariwisata cukup besar dalam pemasukan PAD.

Hal ini disebabkan  sektor pariwisata adalah  multi player efec, seperti tingkatt  hunian hotel, wisata kuliner, MICE dan traveling serta desa wisata. 

Kedua, membangun kembali trash public secara nasional dan dunia, akan keindahan, kenyaman dan keamanan NTB sebagai  the best world’s tourisim halal , world’s Best Halal Honeymoon dan  world’s halal travel award yang disandang selama ini, bisa jadi  akan hilang , kalau tidak dilakukan upaya recovery, baik itu infrastruktur dan pencitraan. 

Ketiga.  Mengapa penting ada lompatan stategis dan progresif,terkait dengan upaya mengembalikan citra pariwisata NTB, sebab idiom wisata halal yang dinobatkan kepada NTB  dengan berbagai penghargaan dan diperkuat lagi dengan Peraturan Daerah (PERDA), maka  fungsi bageting DPRD NTB untuk  memaksimal anggaran promosi dan program-program event berskala nasional dan internasional. Maka disitulah fungsi koordiansi antara eksekutif dan legsilatif diperlukan.  

Hal seperti ini dilakukan oleh TGB pada awal-awal memimpin NTB dan sampai berujung dengan manis,  TGB pernah berkata, NTB sebagai destinasi wisata Halal Nasional dituntut juga berbenah  lebih cepat,  dengan branding family friendly  agar menjadi pembeda dengan  Bali.

Sebab pasarnya pun besar terutama para pelancong dari Timur Tengah  yang banyak bersama keluarga. Dan branding family friendly seperti nya harus dilakukan dengan kreatif dan massif (Baca: Pariwisata NTB bukan kerja satu Malam). Jika pilihanya adalah pasar promosi dan branding wisata halal turism  yang menjadi lokus utama adalah wisma dari Timur Tengah adalah langkah yang tepat  untuk mengembalikan citra pariwisata di NTB.

Menggerakan kembali (recovery) dunia pariwisata yang hampir satu tahun kurang,  mengalami kelesuhan, dibutuhkan tangan dingin sang Gubernur untuk mengambil pilihan program dan  menggerak serta mengembalikan citra pariwisata NTB yang sudah mendunia.

Dan  hal utama adalah promosi menjadi kunci paling utama dengan kembali membangun branding yang lebih massif, terarah dan terstruktur disemua kalngan . Jika kepercayaan publik baik nadional maupun internasional terkait dengan  upaya recovery yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, sangatlah mungkin target kunjungan atau kembalinya para pelancong khusunya eropa dan timur tengah serta asia akan berbondong-bondong ke NTB. 

Tugas berat ini, setidaknya dapat dilakukan oleh Badan Promosi Pariwisata Daerah( BPPD). Dan sejenak melupakan konflik internal yang sampai hari ini belum berujung pada rekonsiliasi. Jika niat baik secara bersama-sama ingin membangun kembali dunai pariwista NTB, diperlukan kesamaan pandangan dan mengambil langkah ”menjemput bola “ melakukan kerjasama dan join komitmen dengan agen travel Intenasional. dan inilah yang harus dilakukan oleh BPPD NTB. 

Tidak hanya itu, semua komponen pun harus digerakkan untuk cepat tanggap dan melakukan upaya-upaya strategis dalam rangka mengatasi hal tersebut. Tentu tidak bisa dijalankan oleh hanya seorang Gubernur dan Wakil Gubernur, masyarakat pun diminta untuk proaktif melakukan upaya-upaya dalam rangka membangkitkan kembali pariwisata NTB yang sudah mendunia ditangan TGB. 

Dengan demikian, tentu NTB sebagaimana 10 tahun terakhir yang penuh dengan penghargaan dunia nasional dan internasional. Kerja maksimal sangat diperlukan untuk menghidupkan dan membangkitkan kembali semangat para pelancong untuk menikmati liburannya di tanah bumi seribu masjid tersebut. Jika hal ini dilakukan, maka apa yang telah dilakukan TGB 10 tahun yang lalu dalam membangun pariwisata di NTB akan tetap terdengar manis disemua bibir semua kalangan, baik itu wisatawan local maupun mancanegara.

Peran gubernur NTB yang baru yaitu DR.Zulkiflimansyah dan DR.Hj.Sitti Rohmi Djalilah sangat dibutuhkan dalam rangka membangun kembali pariwisata yang sudah ditoreh dengan kata pariwisata NTB mendunia kembali terdengar di semua telinga para wisatawan. (*) 

Penulis: Suaeb Qury, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemudan Ansor NU NTB 2010-2014

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Lombok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES