Pendidikan

CEO Aku Pintar: 87 Persen Mahasiswa Merasa Salah Jurusan

Sabtu, 10 November 2018 - 17:57 | 208.97k
Ilustrasi - Sekelompok mahasiswa belajar bersama di taman (Foto: studentstelkomuniversity)
Ilustrasi - Sekelompok mahasiswa belajar bersama di taman (Foto: studentstelkomuniversity)

TIMESINDONESIA, JAKARTACEO Aku Pintar, Lutvianto Pebri Handoko mengatakan, sebanyak 87 persen mahasiswa merasa salah memilih jurusan di bangku perkuliahaan. Hasil itu ia dapat ketika melakukan riset kecil-kecilan secara pribadi.

"Saya melakukan riset kecil-kecilan dan mungkin nanti juga bisa di cek menurut data dari Integrity Development Flexibility (IDF) menyebutkan lebih dari 87% mahasiswa itu merasa salah jurusan. Artinya cuma 13% yang benar," kata Pebri dalam diskusi 'Vokasi dan Ironi Pendidikan di Era Milenial' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

Sementara itu lanjut Pebri, di tahun 2017, lebih dari 71,7 persen pekerja di Indonesia bekerja tidak sesuai atau linear dengan pendidikan yang ditempuh.

"Dari sini tuh, apa ya permasalahannya menurut saya adalah di bagian perencanaan," ucapnya.

Selain itu, penyebab mahasiswa akhirnya merasa salah jurusan adalah saran dari orangtua, ikut-ikutan teman, merasa jurusan tersebut cocok dengan cita-cita masa kecil padahal belum tentu cocok saat memasuki dunia kerja, berasumsi jurusan itu mudah cari kerja, dan gengsi memilih jurusan tersebut.

Menurutnya, sebagian besar mahasiswa, sadar merasa salah jurusan, sehingga ada yang memutuskan untuk keluar saat masih tingkat satu.

Terkait dengan generasi milenial saat ini, Pebri menyebut mereka sangat potensial. Sehingga perlu diberikan pendidikan yang lebih baik dengan rumusan lebih baru dari para pendidik, regulator, dan lainnya.

"Anak muda memang minim pengalaman, karena tidak menawarkan masa lalu, tapi bisa menawarkan masa depan," ujar Pebri.

Sebagai orang yang pernah mengalami salah jurusan saat di Perguruan Tinggi, Pebri lantas menawarkan solusi yang membantu siswa atau pelajar merencanakan sedari dini minat dan bakat mereka.

"Jadi kamu tuh kepribadianmu seperti apa, cocoknya untuk ambil jurusan apa, di kampus mana. Tinggal baru ya belajarnya, bagaimana lalu mengambil jurusan seperti apa sehingga permasalahan salah jurusan bisa tertasi," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES