Peristiwa Nasional

Brigjen KH Syam'un Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional 2018, Masyarakat Banten Apresiasi Jokowi

Jumat, 09 November 2018 - 14:46 | 72.11k
KH Syam'un (Wikipedia)
KH Syam'un (Wikipedia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Masyarakat dan mahasiswa Banten menyambut gembira atas anugerah gelar Pahlawan Nasional 2018 yang diberikan oleh Presiden Jokowi kepada almarhum Brigjen KH Syam'un, pada Kamis (08/11) kemarin.

Apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Presiden Jokowi pun tak hanya datang dari keluarga KH Syam'un saja, namun juga datang dari masyarakat dan mahasiswa Banten, lantaran telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada pejuang kelahiran Cilegon pada tahun 1883 ini.

"Sebagai orang Banten, saya merasa bangga karena pada akhirnya salah satu putra terbaik dari daerah ini mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Ini membuktikan Presiden Jokowi menghargai para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya, serta mempertaruhkan darah dan nyawanya demi kemerdekaan Republik Indonesia," ujar mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di Cilegon, Ahmad Yani melalui pesan tertulis yang diterima TIMES Indonesia Jum'at (09/11/2018).

Ahmad Yani menilai bahwa KH Syam'un memang sangat layak mendapatkan gelar pahlawan nasional, sebab, pengorbanan dan perjuangannya tak perlu diragukan lagi dalam membela negara dan menjaga kehormatan bangsa dari ancaman para penjajah.

Ahmad Yani menilai Presiden sudah membuat keputusan yang tepat ketika mensejajarkan KH Syam'un, cucu dari Kiai Wasid, pemimpin perjuangan Geger Cilegon pada 1888 melawan Belanda ini, dengan sultan dari Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa dan Ketua Pemerintah Darurat RI, Syafurdin Prawiranegara, yang mana lebih dahulu mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah.

"Kalau kita baca sejarahnya, KH Syam'un itu jangankan saat sehatnya, sedang sakitnya pun tetap berjuang melawan penjajah. Bahkan ketika sudah menduduki jabatan bupati, beliau tetap ikut bergerilya bersama rakyat untuk mengusir para penjajah. Ini menunjukkan kecintaan beliau terhadap republik ini sungguh luar biasa," katanya.

Selain berjuang lewat jalur pertempuran, KH Syam'un juga memiliki pengaruh besar di bidang pendidikan di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan menjadi pelopor pengajaran Islam tradisional melalui Al-Khairiyah di Cilegon, Banten yang kemudian tersebar dari Jawa sampai Sumatera.

"Brigjen KH Syam’un, selain seorang jendral perang, dimana menjadi panglima TKR Divisi 1000/I dan menjadi komandan Brigade I/Tirtayasa periode 1946-1947. Beliau juga seorang ulama dari kalangan pesantren. Yang mana dari pesantren itulah, lahir puluhan ulama yang mengembangkan pendidikan di Indonesia, serta para pejuang tangguh yang ikut serta melawan para penjajah,"jelas dia.

Sekedar informasi, pada Kamis (8/11/2018) kemarin, Jokowi resmi memberikan gelar pahlawan nasional kepada 6 tokoh Indonesia. Pemberian gelar itu diterima langsung oleh para ahli waris di Istana Negara.

Ke - enam nama penerima penganugerahan gelar Pahlawan Nasional 2018 itu yakni, Brigjen KH Syam'un tokoh dari Banten, Kasman Singodimedjo tokoh dari Jawa Tengah dan Abdurrahman Baswedan tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta.

Selanjutnya, Depati Amir tokoh dari Bangka Belitung, IR H Pangeran Mohammad Noor tokoh dari Kalimantan Selatan dan Agung Hajjah Andi Depu tokoh dari Sulawesi Barat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES