TIMESINDONESIA, JAKARTA – Melihat sejenak gaya baru penampilan Gubernur NTB Dr. H. Zulkifliemansyah atau Dr.Zul yang selalu menampilkan dirinya dengan apa adanya. Mengingatkan kita pada apa yang dilakukan oleh Gubernur NTB sebelumnya Tuan Guru Bajang (TGB), kesederhanaan, berwibawa dan karismatik.
Tampilan TGB yang membawa dua jargon Ulama dan Umara, menandai setiap keputusan dan kebijakan selalu mengedepankan sikap toleran, kehati-hatian dan bijaksana pada setiap pengambilan keputusan.
Sama halnya juga dalam meresepon berbagai isu dan masalah yang berkaitan langsung dengan birokrasi dan kemasyarakat di NTB. Mengapa penting arti sebuah performen seorang pemimpin sebuah bangsa atau daerah, tentu jawabannya sangat sederhana yakni dari tanpilan dan performen seorang Gubernur mencerminkan sikap dan tidak dalam pengambilan kebijakan dan keputusan politik.
Rekam jejak keseharian Gubernur NTB Dr. H. Zulkifliemansyah dalam menjalankan roda Pemerintahan yang belum genap 100 hari, sebagaimana biasanya janji kerja 100 hari Gubernur baru selalu mengambil pilihan-pilihan jargon yang menjadi rujukan kerja dalam 5 tahun ke depan. Dan sembari menunggu penetapan RPJMD yang menjadi panduan dalam menjalankan roda pemerintahan daerah selama 5 tahun ke depan.
Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 23 2014 dan Kepmendagri 86 tahun 2017, yang mengatur tata cara perencanaan daerah, tata cara evaluasi rancangan peraturan daerah, rencana pembangunan daerah, dan tata cara perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana pembangunan jangka menengah daerah serta rencana kerja daerah jangka panjang dan rencana jangka menengah daerah.
Dalam penyusnan RPJMD, tentu tidak terlepas dari visi misi serta program Gubernur yang menjadi rujukan . Segala bentuk kinerja yang akan dilakukan adalah sebuah rujukan terhadap visi besar Gubernur, yakni ‘’NTB Gemilang’’.
Jika dicermati arah dan prioritas pembangunan yang hendak dilakukan oleh Gubernur NTB adalah penggalan kata yang diambil adalah “Percepatan” bisa jadi kecepatan lompatan yang diambil adalah melampui lompatan TGB, seperti percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), percepatan Pembagunan Teknokpart, percepatan Pembangunan SDM serta percepatan Pembangunan infrastruktur publik (jalan Provinsi dan rumah sakit Umum Provinsi di Bima),percepatan pengembangan kawasan SAMOTA serta percepatan pembangunan industri pariwisata. Dan masih banyak lagi program yang ditawarkan oleh Gubernur NTB yang ada dalam visi misi serta yang akan dimuat dalam RPJMD NTB.
Dan adapun, lompatan cepat yang diambil oleh Gubernur NTB adalah keputusan untuk melakukan mutasi eslon II sebanyak tiga jabatan yang kosong , jika berpandu pada aturan yang mengharuskan Gubernur untuk melakukan reforsormasi birokasi, sebagaimana amanat Undang –Unndang No 8 tahun 2015/tentang Pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati “ Gubernur boleh melakukan mutasi sejak enam bulan, sejak dilantik dan bisa lebih cepat jika ada izin Mendagri. Dan hal ini dibuktikan oleh Gubernur NTB dengan cepat dan tepat melakukan mutasi, walaupun diduga melanggar PP Nomor 11 tahun 2017. Apa keputusan politik dengan melakukan mutasi lebih awal akan berdampak pada kualitas kinerja birokrasi atau sebaliknya.
Program 100 Hari
Apa yang menjadi program 100 hari Gubernur NTB yang akrab dipanggil Dr. Zul ini belum Nampak dipermukan sebagai slogan baru yang menandai awal dari kepemimpinannya di NTB. Atau mungkin saja, disebabkan oleh dampak gempa sehingga rencana 100 hari kerja tidak menjadi prioritas. Namun, dimana-mana Dr.Zul selalu menyampaikan ke publik bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan sumber daya manausia (SDM) NTB diperlukan terobosan yakni dengan program mengirim 1000 mahasiwa, dari program beasiswa ke luar Negeri. Apa ini yang menjadi program 100 harinya Dr. ZUl sebagai wujud dari komitmen awal membangun NTB Gemilang. Namun, apa yang terjadi, ternyata disambut kritik oleh beberapa pihak terkait dengan anggaran yang dugunakan oleh Gubenrnur Dr. Zul untuk beasiswa Mahasiswa ke luar Negeri.
Jika melihat kebelakang, Gebernur sebelumnya (TGB ), memulai dengan langkah awal yang cukup populer dengan program 100 hari ‘’NTB Berdaya Saing’’. Adapun pilihan program yang dicanangkan oleh TGB-BM yang dikenal dengan akronim 3A (absano,adono dan akino), Program PIJAR( padi, jagung dan rumput laut) dan program 1000 wira usaha baru serta bumi sejuta sapi), serta program visit Lombok-Sumbawa, yang sampai sekarang masih cukup dikenal oleh masayarakat NTB dan mencapai hal yang maksimal bagi kemajuan NTB.
Setidaknya sebagai Gubernur yang dinilai memiliki kemampuan dan pengelaman di legsilatif serta kemampuan menyusun perencanaan, tentu setidaknya dalam program 100 hari ‘’NTB Gemilang’’, memberikan harapan dan gambaran bagi masyarakat NTB. Dengan program 100 hari kepemimpin pasangan Dr.Zul –Dr Rohmi memberikan harapan optimis untuk membwa NTB yang Gemilang.
NTB Gemilang
NTB Gemilang adalah titisan dari NTB berdaya saing, yang menjadi jargon TGB selama 10tahun memimpin NTB.Jika dilhat secara cermat beberapa program prioritas pasngan Dr. Zul-Dr. Rohmi, yang memakai kata percepatan dalam setiap penggalan program, seperti percepatan pembanguan Agrowisata, percepatan pembanguan insfrastruktur serta percepatan pembangunan industri pariwisata. Masih banyak lagi program yang bisa diamati dari visi misi dan program yang ditawarkan oleh Dr.Zul-Dr.Rohmi pada saat kampanye.
Pertanyaan publik adalah, apakah mampu membawa NTB menuju titik gemilang? Jika study keberhasilan TGB yang dijadikan standarnya,maka tidaklah salah belajar dari capaian yang dilakukan oleh TGB selama 10 tahun memimpin NTB, dari upaya menurunkan angka kemiskinan rata-rata 1 persen per tahun, menurunkan angka penggangguran terbuka (TPT) yang mencapai angka 3,32%. Pada aspek lain, kemampuan TGB memimpin NTB, juga mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok, sehingga tinggkat inflasi daerah (TPID) berjalan stabil, seiring dengan bergerak majunya perekonomian NTB yang rata-rata 6,3% , yang melampui tingkat pertumbuhan ekonomi Nasioanl.
Mempertahankan yang sudah ada dengan segudang perestasi yang dialamatkan kepada NTB sebagai daerah maju dan bersaing dengan daerah -daerah lannya di Indonesia. Tidaklah salah publik akan menguji selama 1 tahun kepemimpinan DR.Zul-Rohmi, apakah melompat atau lari dengan cepat menuju NTB yang gemilang atau mengalami kemacetan yang disebabkan oleh kendala lainnya. Bisa saja yang menjadi alasannya karena sedang mengalami musibah Gempa.
Sehingga, titik fokus pemerintah, yakni pada bagaimana menuntaskan masalah kemanusian yang secara langsung menyangkut hidup masyarakat terkena danpak gempa, seperti menyelasaikan masalah hunian sementara (HUNTARA), kebutuhan air bersih, menyediakan pasar-pasar sementara bagi masayarakat dilokasi gempa serta pembangunan infrastuktur dasar. Dan masih banyak lagi tugas berat yang harus diselesaikan oleh Dr. Zul- Dr. Rohmi (Gubernur dan Wakil Gubernur NTB,) dalam rangka upaya pemulihan dan percepatan pembangunan fasilitas publik bagi masyarakat yang terkena danpak gempa di Lombok Utara, Lombok Timur dan Lombok Barat.
Harapan besar masyarakat NTB akan dititipkan ke pundak Dr. Zul -Dr. Rohmi, sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dalam memimpin NTB lima tahun kedepan.Harapan-harapan besar itu, tentu bukankanlah sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan,sebab NTB hari ini sudah mengalami lopatan yang cukup luar biasa, sebut saja IPM NTB pada posisi 29 dari posisi 30 ditahun 2017,belum lagi semakin mengelaitnya pengembangan kawasan khusus (KEK), dengan Keberhasilan dan keberlanjutan program pada kepemimpinan TGB dilanjutkan pada periode ke 2 dengan capaian pada sektor pariwisata,ditahun 2015-2016 dengan meraih penghargaan world best halal tourism, worlds best halal honeymoon dan dilanjutkan pada tahun 2017 target kunjungan wisata menembus angka 3,5 juta kunjungan dan Nusa Tenggara Barat menjadi 10 kawasan pariwisata berkelas dunia.
Belum sampai di situ juga, harapan besar juga akan tercapai bilamana beberapa potensi daerah yang selama ini belum dikelola dengan baik , seperti kawasan SAMOTA( Saleh, Tambora dan Moyo),pengelolaan dan percepatan pengelolaan hasil pertanian dan kelautan (PIJAR) menjadi agroindustri, wisata halal yang sempat mati suri desebabkan oleh krisis ekonomi global dan dampak dari Gempa NTB. Namun, setidaknya harus lebih fokus lagi melakukan upaya terobosan program baru. Untuk mempertahankan dan menuju percepatan yang sudah dicapai oleh TGB selama 10 tahun memimpin NTB. Dengan segudang keberhasilan yang diraih dengan tidak mudah. Setidaknya, Gubernur NTB kedepan bisa memaksimalkan potensi yang ada, dengan inovasi baru yang menandakan bahwa NTB Gemilang adalah NTB yang baru dengan sejumlah gagasan dan program yang baru. Wallahu a’lamu Bissawab. (*)
Penulis: SUAEB QURY, KETUA PIMPINAN WILAYAH GERAKAN PEMUDA ANSOR NTB 2010-2014
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |