Peristiwa Nasional

Megawati Harap Diplomasi Ekonomi Tiongkok Bangun Perdamaian Dunia

Senin, 05 November 2018 - 14:04 | 36.46k
Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Fujian Normal University, Fuzhou, Tiongkok, Senin (5/11/2018).  (FOTO: PDI Perjuangan for TIMES Indonesia).
Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Fujian Normal University, Fuzhou, Tiongkok, Senin (5/11/2018). (FOTO: PDI Perjuangan for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden ke+5 RI, Megawati Soekarnoputri menyatakan harapannya agar Tiongkok, sebagai raksasa ekonomi dunia baru, melakukan diplomasi kebebasan ekonomi' demi menyingkirkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang disebabkan oleh sistem ekonomi liberal.

Hal itu diungkapkan Megawati dalam orasi ilmiahnya di upacara penganugerahan gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Fujian Normal University, Fuzhou, Tiongkok, Senin (5/11/2018).

Kata Ketum PDI Perjuangan itu, diplomasi kebebasan ekonomi merupakan langkah diplomatik yang seharusnya ditempuh untuk menyingkirkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang disebabkan oleh sistem ekonomi liberal. 

Dan pada saat ini, Tiongkok menjadi salah satu pusat ekonomi dunia, maka negeri tirai bambu itu seharusnya melaksanakannya. "Saya berharap dan mendukung Tiongkok untuk melaksanakan diplomasi kebebasan ekonomi," ujar Megawati.

Lanjut Megawati, kehadiran Tiongkok jelas dibutuhkan dalam menghadapi keruwetan masalah dunia. Banyak negara membutuhkan Tiongkok, dan bahkan Amerika Serikat membutuhkan Tiongkok. 

"Dunia membutuhkan Tiongkok yang memberikan contoh dalam melaksanakan diplomasi kebebasan ekonomi sehingga kekuatan ekonomi Tiongkok menjadi kekuatan nyata dunia," ucap dia.

Putri Proklamator RI Bung Karno itu menyatakan dirinya meyakini bahwa diplomasi kebebasan ekonomi, jika dilaksanakan secara konsisten oleh Tiongkok, dapat menjadi jawaban bagi permasalahan dunia. Saat ini, Dunia menghadapi masalah kemiskinan yang melahirkan berbagai masalah.

"Seperti kelaparan, pengangguran, terorisme, perdagangan manusia dan narkotika, pemanasan global, konflik antarnegara dan sebagainya," kata Megawati.

Megawati percaya bahwa Pemerintah dan Rakyat Tiongkok juga tidak setuju dengan praktik-praktik ekonomi yang tak berbelas kasih. Hal ini tercermin dari tekad Pemerintah PRT di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping. 

Ia lalu mengutip peristiwa penutupan sidang pertama Kongres Rakyat Nasional ke-13 di Beijing pada 20 Maret tahun ini. Presiden Xi Jinping menegaskan beberapa hal. Bahwa Tiongkok tidak akan pernah membangun dan berkembang dengan mengorbankan kepentingan bangsa-bangsa lain. 

Dengan kata lain, kata Megawati, ekonomi Tiongkok yang meningkat bukanlah sebuah isyarat perang dagang. 

Baginya, paradigma 'perang' dalam ekonomi adalah sebuah cerminan dari liberalisme. Sementara Tiongkok saat ini, diyakininya tak sedang memainkan 'perang' dalam konteks itu.

"Ekonomi Tiongkok yang melesat adalah buah dari diplomasi politik dan ekonomi yang secara konsisten dilaksanakan oleh Lima Prinsip Perdamaian Zhou Enlai; Diplomasi Kebebasan Ekonomi menuju perdamaian dunia," tandas Megawati.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES