Kuliner

Jaga Kualitas dan Berpenampilan Menarik, Jamu Tradisional Irmawati Laris Manis

Jumat, 02 November 2018 - 17:07 | 107.47k
Irmawati saat menyajikan jamu tradisional pada Festival Hasil Bumi Kabupaten Purbalingga di Alun-Alun Kota Purbalingga (FOTO: Sinnangga Angga/TIMES Indonesia)
Irmawati saat menyajikan jamu tradisional pada Festival Hasil Bumi Kabupaten Purbalingga di Alun-Alun Kota Purbalingga (FOTO: Sinnangga Angga/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Diakui Irmawati (26), seorang pedagang jamu tradisional dari Desa Adiyaksa, Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menjaga kualitas barang dagangan dan berpenampilan menarik agar terlihat cantik dan murah senyum adalah penting untuk menarik konsumen.

"Saya harus menjaga kualitas dagangannya demi pelanggan, tapi saya juga harus menjaga penampilan agar tetap menarik bagi konsumen," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (2/11/2018).

Bisnis jamu tradisional sudah menjadi mata pencaharian orang tuanya sejak tahun 1993. Namun, Irma baru menjalaninya sejak 4 tahun lalu.

"Sejak tahun 1990-an orang tua saya sudah produksi jamu, namun setelah orang tua saya berhenti saya ambil alih produksi dan pemasarannya," katanya melanjutkan.

Memilih melanjutkan bisnis orang tuanya, menurutnya adalah tanggung jawab regenerasi. Karena, kata dia, di samping mulai sedikit yang berkiprah di bisnis jamu tradisional, tujuan lain adalah pemanfaatan hasil bumi yang di Kabupaten Purbalingga masih melimpah.

"Dalam menjaga hidup sehat bukan sekedar olahraga dan makan makanan yang bergizi saja, tapi minum jamu tradisional juga penting. Maka saya memilih berjualan jamu juga bukan sekedar regenerasi, tapi pemanfaatan hasil bumi agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat juga perlu dilestarikan," ujarnya.

Irmawati menjelaskan, ramuan daun sambiloto dengan brantawali bisa melancarakan peredaran darah, temulawak dengan lempuyang dan beras kencur untuk menjaga stamina dan menambah nafsu makan, daun sirih dengan kunyit untuk menghilangkan bau badan kewanitaan, sedang jahe untuk penghangat tubuh dan pelega tenggorokan.

"Jamu tradisional baik sekali khasiatnya untuk kesehatan, tapi kalau tidak dikemas dan dijasijikan dengan baik akan kehilangan daya tariknya," jelasnya.

Untuk itu, bukan tanpa alasan kalau Irmawati selalu tampil menarik, enerjik, cantik dan murah senyum.

"Penampilan menarik tidak harus berdandan seksi dan menggoda, tapi menyesuikan jaman itu yang penting. Di jaman milenial pedagang jamu tradisionalpun mestinya berpenampilan kekinian," lanjutnya.

Irmawati mengungkapkan, agar terjaga keberlangsungan produksinya, di samping menyediakan bahan yang ditanam di sekitar rumahnya, juga banyak yang dibeli dari petani yang berada dekat rumahnya untuk disimpan.

"Sekali belanja bahan baku untuk bisa digunakan selama 3 bulan. Agar tetap segar bahan-bahan seperti kunyit, temu, jahe, kencur diletakkan di atas tanah liat agar mengakar dan tumbuh," ucapnya.

Dengan penampilannya yang menarik, tidak heran jika jamu tradisonal yang disajikan oleh Irmawati secara gratis itu, habis sebelum waktunya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : Purbalingga TIMES

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES