Pendidikan

Ingin Tingkatkan Perikanan, Dosen Fakultas Perikanan Unisla Berguru ke Australia

Rabu, 31 Oktober 2018 - 16:26 | 88.63k
Rombongan Fakultas Perikanan, Unisla saat berguru ke Universitas of Tasmania, Hobart Australia, pada 15-20 Oktober 2018. (FOTO: Fakultas Perikanan Unisla for TIMESIndonesia)
Rombongan Fakultas Perikanan, Unisla saat berguru ke Universitas of Tasmania, Hobart Australia, pada 15-20 Oktober 2018. (FOTO: Fakultas Perikanan Unisla for TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Hobart, Kota tertua di Australia, yang memiliki kemiripan dengan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menjadi jujukan rombongan dari Fakultas Perikanan, Universitas Islam Lamongan atau Unisla yang sedang mempelajari perikanan, di Australia.

Sebanyak 6 orang, yang terdiri dari Kepala Program Studi Perikanan, Dosen Perikanan, Kepala Laboratorium Perikanan, Koordinator Riset Litbang, Kepala Humas dan Kerjasama dan Koordinator Teknologi dan Informasi, berguru ke Universitas of Tasmania, Hobart Australia, pada 15-20 Oktober 2018.

Faisol Masud, Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unisla, yang ikut dalam rombongan, mengatakan, Hobart sama halnya dengan Lamongan, yang mengandalkan sektor perikanan sebagai sektor utama pemasukan daerah.

"Hobart merupakan kota yang di kelilingi pantai dan laut, sehingga pengembangan sektor perikanannya maju," kata Faisol, Rabu, (31/10/2018).

Ia menyebut, dalam perjalanannya di Ibu kota negara bagian Tasmania, bersama Fuquh Rahmat Shaleh, Rahmad Suhartoyo, Iwan Akhmadi, Abid Muhtarom, Arief Budi Santoso, Hobart memiliki beberapa komoditi utama seperti di Lamongan dalam mengembangkan perikanan.

"Di Tasmania budidaya Salmon serta budidaya Lobster sedangkan di Lamongan budidaya Udang Vaname, Bandeng dan Lele," ucapnya.

Faisol mengatakan, selama kunjungannya ke Hobart, rombongan Fakultas Perikanan Unisla mengikuti seminar di Institut of Marine and Antartic Studies (IMAS), Tour di CSIRO Marine Laboratories di Salamanca dan Tour di Fisheries and Aquaculture Center IMAS di Taroona.

"Di seminar, dipaparkan beberapa metode baru mengenai identifikasi dasar laut serta jenis ikan melalui sonar," kata Faisol yang menyebut IMAS merupakan Institut dari Universitas of Tasmania di Hobart yang memiliki peringkat ketujuh terbaik di dunia dalam bidang perikanan.

Saat ke Fisheries and Aquaculture Center IMAS di Taroona, rombongan Fakultas Perikanan Unisla, melihat langsung fasilitas penelitian budidaya ikan Salmon dan Lobster yang merupakan komoditas perikanan utama di Australia.

"Budidaya Salmon yang dikembangkan melalui budidaya bak tertutup dengan metode resirkluasi air dari ukuran benih 150 gram hingga ukuran panen 4 kilogram per ekornya," ujarnya.

Sementara, untuk pengembangan budidaya lobster yang merupakan riset pertama di dunia ini, IMAS sudah mampu memijahkan serta mendederkan larva Lobster yang memiliki masa waktu hingga 2 tahun.

"Jenis Lobster yang dikembangkan ada tiga jenis akan tetapi yang memiliki siklus yang lebih cepat dan mudah itu lobster tropis yang banyak berkembang di Indonesia," tutur Faisol.

Nah, di CSIRO Marine Laboratories Salamanca, rombongan Fakultas Perikanan dipameri Koleksi Nasional Ikan Australia. Berbagai jenis ikan dikoleksi dan diawetkan serta di scan x-ray untuk dilihat struktur taksonomi dari ikan-ikan yang berasal dari lautan Australia tersebut.

"Salah satu jenis ikan yang di tunjukkan adalah ikan Pedang yang terdapat di perairan tawar Australia dan juga berbagai ikan laut dalam," ucapnya.

Paska berguru ke Australia, Abid Muhtarom Koordinator Riset Litbang, mengatakan kunjungan ke Universitas of Tasmania ini semakin menunjukkan pentingnya sektor perikanan di Indonesia.

“Unisla akan terus berupaya untuk mengembangkan ilmu perikanan di Unisla. Ini sesuai dengan visi Fakultas Perikanan untuk menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil, memiliki jiwa entrepreuner berbasis teknologi dan berlandas imam dan takwa," tuturnya.  

Bahkan, sambung Abid, Fakultas Perikanan Unisla ke depannya akan melakukan riset pengembangan budidaya lobster yang sebenarnya juga merupakan komoditas utama di Indonesia.

"Pengembangan dan penelitian ini akan dilaksanakan pada Kampus II Unisla di Paciran yang terletak di pesisir laut Jawa," ujarnya usai rombongan Fakultas Perikanan, Unisla berguru ke Australia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES