Indonesia Positif UIN Malang

Begini Makna Hari Santri Menurut WR 3 UIN Malang

Rabu, 24 Oktober 2018 - 00:30 | 31.13k
Wakil Rektor 3 UIN Malang Dr H Israqunnajah, M.Ag. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Wakil Rektor 3 UIN Malang Dr H Israqunnajah, M.Ag. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Hari Santri Nasional diperingati meriah di berbagai wilayah di Tanah Air. Wakil Rektor 3 UIN Malang Dr H Israqunnajah, M.Ag atau yang kerap disapa Gus Is, mendevinisikan santri adalah orang yang punya komitmen tinggi untuk belajar keagamaan di hadapan kiai atau tokoh agama yang punya kompetensi di bidangnya untuk menjelaskan perihal agama. 

Menurutnya, dilihat dari kepribadiaan, seorang santri mempunyai pengalaman yang lebih tentang moralitas. "Bukan hanya moralitas saja, namun santri pun lebih lekat kaitannya dengan spiritualitas dan moralitas. Terkadang santri itu lebih dewasa dari usianya, karna di usia yang kadang-kadang orang masih membiarkan nafsunya berkecamuk namun beda halnya dengan seorang santri yang tidak demikian," jelasnya.

Gus Is menilai, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan langkah yang tepat. "Meskipun penghargaan ini agak sedikit terlambat dari pemerintah. Karena sejak awal sebenarnya pesantren tidak pernah menuntut apapun mengenai Hari Santri untuk Pemerintah," ungkapnya. 

Ia menambahkan, apresiasi dari pemerintah sudah baik dengan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Dengan beberapa tema yang diusung setiap tahunnya berbeda-beda, seperti pada tahun ini dengan tema "Bersama Santri Damailah Negeri".

Tentang pendapat beberapa orang yang menginginkan bahwa di tanggal 22 Oktober adanya libur nasional, menurut Gus Is sendiri kembali kepada individu sendiri. "Bagaimana kita mampu memaknai hari Santri itu sendiri, jika dalam pemaknaan butuh aktualisasi sendiri yang mampu melakukan kegiatan di hari itu maka libur menjadi sebuah alternatif," papar ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang ini.

Namun, lanjut Gus Is, jika kegiatan tersebut merupakan wujud dari aktualisasi adanya hari Santri dan tidak mengganggu suatu pekerjaan, mengapa kita harus libur? Saran dari Gus Is sendiri untuk para santri ialah sedemikian banyaknya ilmu agama yang tidak akan pernah habis kita pelajari. 

"Setelah kita belajar sesuatu yang sifatnya fardlu 'ain, maka dipersilakan belajar yang sesuai dengan kompetensi minat bakat masing-masing," ujar dosen UIN Malang ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES