Ekonomi

Petani Banyuwangi Kini Punya Gedung Pertanian, Seperti Apa?

Selasa, 23 Oktober 2018 - 20:53 | 45.97k
Rumah pertanian nampak di belakang Bupati Abdullah Azwar Anas (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
Rumah pertanian nampak di belakang Bupati Abdullah Azwar Anas (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Masyarakat petani di Banyuwangi kini mempunyai pusat aktivitas pertanian. Lokasinya ada di Desa Banjarsari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur.

“Tempat ini sangat strategis. Letaknya di rute menuju Kawah Ijen. Gedung ini diharapkan bisa mendekatkan pelayanan pada para petani," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Selasa (23/10/2018).

Glagah dan Licin merupakan kecamatan dengan potensi pertanian yang sangat besar. Dua kecamatan ini terkenal menghasilkan produk tanaman hortikultura seperti durian, manggis, varietas padi unggulan, serta berbagai pertanian organik lainnya. Gedung ini akan menjadi aktivitas dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) untuk dua kecamatan tersebut.

"Tempat ini menjadi sebagai pusat penyuluhanan dan pelayanan bagi petani, display produk pertanian, dan aktivitas pertanian lainnya," kata Anas.

Anas berharap, di gedung yang berada di lahan seluas 1.800 meter persegi tersebut, bisa memberikan kontribusi bagi dunia pertanian di Banyuwangi. 

“Saya harap dengan adanya gedung ini pelayanan terhadap petani lebih optimal, sehingga produk petani menjadi lebih baik dan menguntungkan,” ujar Anas. 

Selain itu dengan arsitektur gedung yang berciri khas rumah suku Osing, menurut Anas, ini juga bisa menjadi destinasi wisata. Apalagi lokasinya yang strategis berada di jalur menuju Kawah Ijen. 

"Bisa menjadi destinasi wisata pertanian. Wisatawan yang hendak mengetahui produk-produk pertanian Banyuwangi, bisa datang ke tempat ini. Karena di lahannya yang luas ini juga ditanam aneka hortikultura. Itu ada mangga pisang, unik kan," kata Anas. 

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, kultur petani di Glagah dan Licin mayoritas masih tradisional. Dengan adanya pusat pertanian ini, diharapkan perlahan bisa mengubah cara petani menjadi lebih modern.

"Dengan cara mekanisasi, diharapkan produksi pertanian bisa meningkat, yang sekaligus turut membuat ekonomi petani lebih baik," kata Arief. 

Ditambahakan Arief, gedung ini juga akan menjadi tempat berkoordinasi bagi para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Para petani bisa memanfaatkan PPL untuk berkonsultasi terkait segala hal tentang pertanian. Mulai dari konsultasi bibit, pupuk, pembasmian hama, dan lainnya. Total jumlah PPL di Banyuwangi sekitar 160 orang. 

Selain itu, produk-produk petani juga akan diletakkan di tempat ini untuk meningkatkan pemasaran.

"Kami juga siapkan tenaga on-call, dengan mendatangi petani yang membutuhkan bantuan. Tinggal telepon kami,” terang Arief.

Selain di Kecamatan Glagah, Pemkab Banyuwangi juga membangun fasilitas pertanian serupa di Kecamatan Tegaldlimo untuk melayani masyarakat di kawasan Banyuwangi Selatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES