Pendidikan

Akademisi IAIN Jember: Mahasiswa Harus Terapkan Nilai-Nilai Santri

Selasa, 23 Oktober 2018 - 20:38 | 83.54k
Tampak seorang dosen Fakultas Dakwah IAIN Jember, dan beberapa mahasiswa mengenakan busana ala santri, suasana kampuspun seperti Pondok Pesantren (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Tampak seorang dosen Fakultas Dakwah IAIN Jember, dan beberapa mahasiswa mengenakan busana ala santri, suasana kampuspun seperti Pondok Pesantren (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dekan Fakultas Dakwah IAIN Jember Dr. Ahidul Asror berharap agar para mahasiswa menerapkan nilai-nilai santri dalam kesehariannya. Menurutnya, santri itu tidak hanya orang-orang yang pernah belajar di pondok pesantren, tapi siapa pun yang mengamalkan nilai-nilai santri.

“Apalagi kampus ini, kampus Islam yang dihuni oleh para santri,” katanya, saat ditemui TIMES Indonesia, di ruang kerjanya, Selasa (23/10/2018).

Akademisi-IAIN-Jember-2.jpg

Bahkan, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) sekaligus untuk mengingatkan kembali nilai-nilai santri, IAIN Jember, khususnya di Fakultas Dakwah, mewajibkan karyawan dan mahasiswanya, mengenakan pakaian ala santri selama tiga hari yakni 22 - 24 Oktober.

“Tapi dalam kehidupan kita, tidak cukup dalam tiga hari itu. Kita harus terus menerapkan nilai-nilai kesantrian dan fungsi santri. Yakni, kesederhananaan, keikhlasan, dan kecintaan kepada negeri,” paparnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa peringatan HSN 2018 merupakan wujud dari perjuangan bangsa yang tidak bisa dilepaskan dari peran santri. Karena itu, pemerintah menetapkan setiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Peringatan tersebut, sambung dia, bertepatan dengan resolusi jihad melawan penjajah yang dikumandangkan oleh Rois Akbar NU, KH Hasyim Asy’asri.

“Jadi santri ini kecintaannya kepada negara tidak bisa diragukan lagi,” tegasnya.

Dia mengatakan bahwa IAIN Jember sebagai Perguruan Tinggi Islam terus mengembangkan kecintaan terhadap negeri. Bakan, lanjut dia, visinya adalah menjadi pusat kajian dan pengembangan Islam Nusantara. “Sebuah konsep yang tidak bisa dilepaskan dari santri, meskipun sudah hidup di zaman modern saat ini,” terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES