Pendidikan

Wabup Sidoarjo: LP Ma’arif Harus Kembangkan Pendidikan Berbasis Kultur Pesantren

Selasa, 23 Oktober 2018 - 16:13 | 27.01k
Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin saat memberikan sambutan dalam acara Rapat dan Sarasehan Pendidikan dengan tema Prospek Pendidikan di Sidoarjo Menyongsong se Abad Nahdlatul Ulama di kantor PC LP Ma’arif Sidoarjo, Selasa, (23/10/2018).
Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin saat memberikan sambutan dalam acara Rapat dan Sarasehan Pendidikan dengan tema Prospek Pendidikan di Sidoarjo Menyongsong se Abad Nahdlatul Ulama di kantor PC LP Ma’arif Sidoarjo, Selasa, (23/10/2018).

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin berharap LP Ma’arif di Sidoarjo bisa mengembangkan pendidikan berbasis kultur pesantren seperti yang telah dicontohkan oleh pendiri NU Hadratus Syeikh KH. Hasyim Ashari.

"Pendidikan yang fokus pada pengembangan karakter berbasis kultur pesantren diharapkan akan mampu menjadi solusi ummat khususnya untuk pengembangan pendidikan NU," kata Cak Nur, sapaan akrabnya dalam acara Rapat dan Sarasehan Pendidikan dengan tema Prospek Pendidikan di Sidoarjo Menyongsong se Abad Nahdlatul Ulama, Selasa (23/10/2018) di kantor PC LP Ma’arif Sidoarjo.

Cak Nur berharap LP Ma’arif Sidoarjo menjadikan sosok Hadratus Syeikh KH. Hasyim Ashari bukan hanya sebagai teladan dalam dakwah, tetapi juga sebagai teladan dalam pengembangan pendidikan.

"Model pendidikan yang dirintis KH Hasyim Ashari terbukti sampai dengan hari ini mampu mencetak generasi yang berakhlakul karimah, dan yang paling penting adalah lulusannya memberikan kontribusi besar dalam mengawal dan membangun bangsa," harapnya.

Sementara itu, narasumber sarasehan, KH. Miftakhul Lutfi atau Gus Lutfi mengatakan, tujuan pendidikan adalah agar manusia bisa berdaulat dalam hal finansial, daulat dalam hal informasi dan berdaulat untuk dirinya sendiri menjadi manusia yang beruntung.

“Filosofi pendidikan adalah mendidik diri sendiri untuk jadi orang yang beruntung,” kata Gus Lutfi.

"Membiasakan membaca dan menulis, adalah syarat wajib dalam menciptakan pendidikan yang berkualiatas. Sebab saat ini bangsa Indonesia lemah dalam literasi, itu harus kita akui,” ujarnya.

Lebih jauh Gus Lutfi menambahkan, jika untuk melahirkan anak sholeh maka orang tuanya harus sholeh dulu, anak nakal ada sebabnya, tugas orang tua dan guru bukan memarahi tapi mencari akar penyebabnya, mendidik yang baik bukan dengan marah tapi dengan hati.

Penyelesaian permasalahan pendidikan anak dengan pendekatan spiritual melalui pembenahan ibadah mahdoh dan membiasakan orang tua berperilaku sholeh adalah konsep yang ditawarkan Gus Lutfi.

“Jangan sekali kali dalam mengajar atau mengulang anak punya niat atau tujuan agar anak itu pintar, kalau mengajar ya niat mengajar saja, pesannya Mbah Yai Maimun Zubair untuk para pendidik niatkan yang ikhlas dalam mengajar," imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Asrofi meyakinkan kepada para peserta sarasehan bahwa kebijakan bupati dan wakil bupati di bidang pendidikan di antaranya adalah penguatan pendidikan karakter, pendidikan inklusi ditingkatkan, orang tua dan masyarakat dilibatkan, pendidikan boarding school, tunjangan profesi guru sudah dimasukkan dalam peraturan daerah.

“ Penguatan pendidikan karakter atau di pesantren disebut pendidikan akhlak, pendidikan komunikasi yang baik, pendidikan yang mengedepankan musyawarah dan pendidikan yang mendorong anak menjadi kreatif,” terang Asrofi.

Selain Wabup Sidoarjo, rapat dan sarasehan pendidikan ini dihadiri para tokoh pendidikan NU, Ketua PCNU Sidoarjo KH. Maskhun. Narasumber sarasehan yaitu pakar pendidikan berbasis pesantren, KH. Miftahul Lutfi Muhammad dan pakar pendidikan, Prof. Akh. Muzakki. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Sidoarjo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES