Ekonomi

KRRB UNRAM: Untuk Mengubah Mintset Peternak, Butuh Profesor Sabar

Selasa, 23 Oktober 2018 - 15:13 | 84.13k
Profesor Dahlanuddin melihat hasil penggemukan sapi dengan pakan lamtoro taramba di Sumbawa. (FOTO: Abdul Muis/TIMES Indonesia)
Profesor Dahlanuddin melihat hasil penggemukan sapi dengan pakan lamtoro taramba di Sumbawa. (FOTO: Abdul Muis/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMBAWA – Upaya Tim KRRB UNRAM (Konsorsium Riset Ruminansia Besar Universitas Mataram) membudidayakan Lamtoro Taramba, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Para profesor yang diterjunkan butuh kesabaran tingkat tinggi untuk mengubah paradigma dan mindset petani atau peternak.

Tiga unsur nonteknis itulah yang direkam wartawan TIMES Indonesia, mengikuti kunjungan kerja lapangan tiga profesor dari Tim KRRB UNRAM di Pulau Sumbawa, akhir pekan (18-20/10/2018).

Tiga profesor: Prof  Dahlanuddin M Rur. Sc, Ph.D selaku Ketua Tim KRRB UNRAM, Prof Ir Yusuf A Sutaryono, Ph.D, dan Prof Drh Adji Santoso Dradjat, M.Phil, Ph.D, tak menunjukkan raut atau sorot mata pesimis. Ketiga ilmuwan ini semangatnya luar biasa dan selalu tampak hepi banget.

Pakan-Ternak.jpg

Sudah tidak terhitung lagi, berapa kali mereka berkunjung ke kebun milik peternak di wilayah pulau nan kering dan gersang itu. Terutama Prof Dahlanuddin yang asli Sumbawa ini.

Profesor tamatan University of New England Australia ini, yakin sekali perkembangan penanam Lomtoro Taramba akan terus meningkat seiring sukses peternak menghijaukan kebunnya yang tak lagi gersang di musim kemarau.

"Suatu ketika ada peternak yang mencibir kami, tapi setelah melihat temannya sukses, dia sekarang menanam lamtoro hehe..," kisahnya. 

Karena itu, lanjutnya, untuk mengubah paradigma dan mintset (pola pikir) mereka tidak mudah membalikkan telapak tangan.

"Orang Sumbawa itu butuh bukti dulu. Baru mereka akan menduplikasi peternak yang lebih dulu sukses. Tidak bisa dipaksa," jelas Dahlan.

Menurut dia, Lamtoro Taramba atau Leucaena Leucocephala, sudah mulai marak tiga tahun belakangan di Pulau Sumbawa. Dan, perkembangannya, cukup menyenangkan.

Terutama di kawasan KSB (Kabupaten Sumbawa Besar), Sumbawa dan Dompu. Mereka menyebar di Kecamatan: Seteluk, Poto Tano (KSB), Rhee, Moyo Utara, Labangka (Sumbawa) dan Mangelewa (Dompu).

"Total luas lahan lebih dari 1000 hektar. Lahan lamtoro taramba dimiliki peternak dengan kisaran luas 0.2 hektat sampai 5 hektar perorang," jelas Dahlan. 

Mereka dibina dan diawasi petugas lapangan binaan langsung KRRB UNRAM melalui program ARISA (Applied Research and Innovation System in Agriculture). (Bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES