Ekonomi

KADIN Indonesia Dorong Perkembangan Ekonomi Syariah 

Selasa, 23 Oktober 2018 - 14:31 | 35.87k
Pertemuan ICCIA di Ritz Carlton Selasa, (23/10/2018) (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Pertemuan ICCIA di Ritz Carlton Selasa, (23/10/2018) (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Organisasi kamar dagang yang berafiliasi dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Islamic Chamber of Commerce, Industry & Agriculture (ICCIA) mempercayakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai penyelenggara Sidang Tahunan ICCIA 2018, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta. Pihaknya mendorong pengembangan ekonomi Syariah.

Acara ini merupakan terobosan untuk mengembangkan perekonomian di Indonesia khususnya ekonomi syariah dengan mempererat hubungan diplomasi politik dan ekonomi Indonesia dan negara anggota OKI.

Ketua Umum KADIN Indonesia, Rosan P Roeslani mengatakan, bahwa Hubungan ekonomi di antara negara-negara anggota ICCIA telah menunjukkan tren positif. 

"Namun kami percaya bahwa masih ada peluang besar yang dapat dimanfaatkan dari negara masing-masing yang menjadi anggota ICCIA. Dengan ini kami berkomitmen untuk lebih meningkatkan hubungan pemerintahan ke pemerintah serta interaksi bisnis ke bisnis agar dapat mempromosikan kerjasama ekonomi antar negara anggota ICCIA," kata Rosan Roeslani di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Dipilihnya tema Inklusif dan Ekonomi Syariah ini dimaksudkan agar kedepannya bisa menjadi paradigma baru dalam menghadapi fenomena dan penyelesaian gejolak perekonomian global. 

"Dengan inklusi khususnya di sektor keuangan dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengurangi kemiskinan dan mengatasi ketidaksetaraan di Indonesia,” tambah Rosan Roeslani.

Sementara itu, Wakil Presiden ICCIA, Ahmad Al Wakeel yang mewakili Presiden ICCIA Shaikh Saleh Abdullah Kamel mengatakan mengaku sangat berterima kasih kepada KADIN Indonesia yang telah menyelenggarakan acara tersebut.

Dia berharap, melalui pertemuan itu, akan menjadi awal dari koordinasi yang berkelanjutan pada proyek-proyek yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur negara dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat.

"Saya berharap bahwa pertemuan ini akan menjadi awal dari koordinasi yang berkelanjutan pada proyek-proyek yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur negara dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat melalui penyediaan peluang kerja baru dan dapat berkontribusi untuk mengurangi tingkat pengangguran," katanya.

Selain itu juga dapat meningkatkan laju perdagangan antara negara-negara Islam. 

"Pertemuan ini (memberikan) kesempatan untuk meningkatkan kerjasama dan investasi yang layak untuk membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia serta keuntungan nyata bagi para investor dari berbagai negara Islam.” ujar dia.

Sekedar informasi, pada ertemuan itu, terapat 19 negara yang ikut meramaikan acara ICCIA Board of Directors Meeting ke-27 dan Financial Committee Meeting ke-60, diantaranya, Djibouti, Mesir, Indonesia, Iran, Jordan, Kuwait, Malaysia, Mali, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestine, Qatar, Saudi Arabia, Sudan, Tunisia, Turkey, Uganda dan Uni Emirat Arab.

Fokus isu yang bakal dibahas dalam pertemuan itu adalah berkaitan dengan isu - isu perdagangan, informasi teknologi, asuransi atau reasurasi, pengiriman, perbankan, promosi peluang investasi dan joint ventures.

"(Selain itu, ada juga diskusi Panel dengan Tema) The Development of Halal Economy for OIC Countries, Opportunities for Investment in OIC Countries; Economic Empowerment of Businesswomen; dan Digital Economy - A Dynamic Concept for OIC Countries," kata Rosan Roeslani.

Selain itu, perhelatan Sidang Tahunan ICCIA 2018 ini juga dilanjutkan dengan pertemuan antara perusahaan swasta di Indonesia dengan para representatif dari negara-negara OKI.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES