Ekonomi

Produksi Garam di Lamongan Lampaui Target

Senin, 22 Oktober 2018 - 18:11 | 51.04k
Petani garam melihat-lihat garam yang sudah mengkristal, di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Senin, (22/10/2018). (FOTO: Siti Nura/TIMES Indonesia)
Petani garam melihat-lihat garam yang sudah mengkristal, di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Senin, (22/10/2018). (FOTO: Siti Nura/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGANProduksi garam di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sudah melampaui target yang diinginkan tercapai Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan.

Pada tahun 2018 ini, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan sendiri mentargetkan produksi garam sebesar 22.800. Namun, baru sampai dengan minggu pertama Oktober 2018, produksi garam sudah mencapai 23.050 ton.

“Musim kemarau yang cukup panjang menjadi salah satu faktor tingginya produksi garam Lamongan,” jelas Kabag Humas dan Protokol, Agus Hendrawan, Senin (22/10/2018).

Petani-Garam-3.jpg

Ia membeberkan, dengan prediksi musim kemarau yang masih akan berlangsung cukup lama, produksi garam tahun ini diprediksi setidaknya bisa sama dengan tahun lalu yang mencapai 28.237 ton dari areal seluas 206 hektar.

Selain faktor panjangnya musim kemarau, pemanfaatan rumah prisma juga cukup berpengaruh terhadap produksi garam di Lamongan. “Dengan rumah prisma, petani bisa panen garam sepanjang tahun, tanpa terganggu hujan,” ucapnya.

Untuk di ketahui, pada awalnya rumah prisma hanya ada 4 unit yang dibanguan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Jumlah ini kemudian berkembang menjadi 40 unit pada tahun 2017.

“Garam yang dihasilkan di rumah prisma bisa lebih banyak. Kualitas garamnya juga lebih bagus, putih dan bersih karena tidak tercampur tanah,” tutur Agus.

Petani-Garam-2.jpg

Atas keberhasilan itu, sambung Agus, Dinas Perikanan dan Kelautan tahun ini memberikan bantuan sarana berupa rumah prisma ke petani garam Lamongan.

“Sebenarnya juga ada bantuan rutin yang diberikan Dinas Perikanan, seperti geoisolator, bungker air, pembinaan teknis, serta pembangunan jalan usaha tani menuju lahan garam,” katanya.

Tak hanya produksi garam yang meningkat, dikatakan Agus, musim kemarau yang tidak diselingi hujan juga berpengaruh terhadap kualitas garam. Tahun ini, petani garam Lamongan bisa menikmati harga yang cukup stabil di kisaran Rp 1.000-1.100 perkilogram. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES