Politik

Soal Politik Kebohongan, Demokrat Minta Jokowi Jelaskan Mobil ESEMKA dan Freeport

Senin, 22 Oktober 2018 - 14:48 | 47.49k
Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo tentang ajakannya untuk menghentikan politik kebohongan.

Untuk itu, dia meminta kepada Jokowi untuk bersikap ksatria dengan menunjukan ke publik bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak menggunakan kebohongan dan pencitraan saat kampanye.

"Kami minta Jokowi mendahului untuk jujur. Misalnya jujur menjelaskan tentang mobil Esemka yang sekarang muncul lagi menjelang pilpres. Esemka ini diproduksi di mana, dirakit di mana, kenapa tiba - tiba sudah muncul mobilnya dan sedang diuji," katanya kepada wartawan, Jakarta, Senin (22/10/2018).

Menurut dia, Jokowi bisa memulai kejujuran dengan menjelaskan lebih rinci soal kabar kemunculan Mobil ESEMKA kepada masyarakat.

"Kejujuran pak Jokowi bisa dimulai dari sini terlebih dahulu. Sampaikan ke publik secara terang benderang terkait esemka ini. Karena pabriknya tidak jelas dimana ? diproduksi dimana ? kok tiba-tiba mau diresmikan sebagai mobil nasional," ujar dia.

Menurutnya apabila Jokowi berani bersikap jujur soal mobil ESEMKA, Maka rakyat bakal meneladani Jokowi dan Indonesia bebas dari kabar Hoak.

"Kita tunggu pak Jokowi jujur mulai dari isu ini. Maka niscaya yang lsin akan mengikuti. Biar Jokowi jadi teladan dalam perbuatan, bukan hanya retorika semata," katanya.

Menurutnya, apabila Jokowi tak berani menjelaskan ESEMKA tentu sangat ambigu, sebab, pemimpin memerintahkan berbuat sesuatu kepada rakyat, namun dia tak mau melakukannya.

"Kan tidak lucu dan tidak elok nanti kalau justru melihat dan menyimpulkan pernyataan pak Jokowi tersebut bagai maling teriak maling. Maka itu kita minta dan kita daulat pak Jokowi untuk mendahului menunjukkan menghentikan kebohongan dalam politik," katanya.

"Mulai dari Esemka dan Divestasi Freeport kemudian ke isu lain tentang jejak pembangunan bangsa yang diresmikan oleh Jokowi. Benarkah itu hasil kinerja Jokowi atau kinerja pendahulunya. Ini ujian, apakah Jokowi akan jujur atau tidak," tegas dia.

Sebagai informasi, sebelumnya, Jokowi mengajak elite partai politik untuk menghentikan penggunaan politik kebohongan dan menghindari sifat politik yang merasa paling benar sendiri.

"Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri. Dan mari kita perkuat politik pembangunan, politik kerja, politik berkarya. Pembangunan bangsa untuk menghadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pembangunan SDM bangsa yang unggul, yang siap bersaing di era Revolusi Industri 4.0. Sehingga kemajuan Indonesia, kejayaan Indonesia betul-betul dapat terwujud," jelasnya.*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES