Politik Jokowi-Makruf Amin

KH Ma'ruf Amin: Jadi Cawapres Bukan Karena Ambisi Kekuasaan

Senin, 22 Oktober 2018 - 12:34 | 53.15k
Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)
Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Cawapres nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin menyatakan, bahwa ikhtiarnya menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 bukan karena ambisi mengejar kekuasaan.

Sebaliknya, Ia  menegaskan, keputusannya menjadi cawapres dilandasi keinginannya berperan dalam menghentikan berbagai konflik sekaligus membangun perdamaian.

Menurut Ketua MUI nonaktif itu, salah satu tokoh dunia yang menginspirasinya adalah John F Kennedy. Presiden ke-35 Amerika Serikat yang kondang dengan inisial JFK tersebut dikenal sebagai salah satu pelopor perdamaian dunia.

"Itu kan orang yang ingin membangun perdamaian, menghentikan konflik. Nah saya tertarik orang seperti itu. Karena saya juga ingin seperti itu," ujarnya dalam wawancara dengan awak media di Tasikmalaya, Minggu (21/10/2018) malam.

Kiai yang akrab disapa dengan panggilan Abah itu mengunjungi Tasikmalaya untuk menghadiri peringatan Hari Santri 2018 dan Halaqah Alim-Ulama dan Silaturahmi Pengasuh Pondok Pesantren se-Jawa Barat, Senin (22/10/2018).

Sedangkan malam ini, KH Ma'ruf bersilaturahmi dengan pengasuh dan santri Pondok Pesantren Mistahul Huda Tasikmalaya. Dalam kesempatan itu, ia memagikan 5.000 kitab Safinatun Najah ke santri Ponpes Miftahul Huda.

Mantan  Rais Aam PBNU itu lantas menceritakan ketertarikannya pada film tentang perdamaian. "Bagaimana perjuangan, bagaimana menyelesaikan konflik, itu yang menjadi perhatian saya," tuturnya.

Selain itu, KH Ma'ruf juga mengaku terinspirasi tokoh-tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU). Di antaranya adalah KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

Di luar itu, KH Ma’ruf juga masih membaca hadis fikih dan kitab-kitab tafsir. Menurutnya, fikih bisa memberi solusi atas berbagai persoalan.

"Solusi fikih sering bisa menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi. Selain itu tentu buku-buku politik, ekonomi," ucapnya. 

Sedangkan untuk kitab tafsir ada banyak yang menjadi referensi KH Ma’ruf. Antara lain Tafsir al-Jalalain karya Jalaluddin as-Suyuthi, kitab tafsir karya Syekh Nawawi al-Bantani yang juga leluhur KH Ma’ruf Amin. "Banyak sekali," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES