Peristiwa Daerah

Tari Gandrung Sewu Digelar, Ketua DPRD: Ini Pelestarian Budaya Banyuwangi 

Sabtu, 20 Oktober 2018 - 18:12 | 50.51k
Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara saat menerima sampur Gandrung dari kalangan aktivis, LSM dan pegiat seni. (FOTO: Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara saat menerima sampur Gandrung dari kalangan aktivis, LSM dan pegiat seni. (FOTO: Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, mendukung penuh pagelaran Tari Gandrung Sewu di Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu (20/10/2018).

"Ini adalah pengejawantahan budaya adiluhung, dan tari Gandrung adalah alat perjuangan dimasa penjajahan, jadi sangat pantas untuk dilestarikan," katanya.

Made, sapaan akrab Ketua DPRD Banyuwangi, menyebut bahwa Bumi Blambangan adalah miniatur Indonesia. Yang artinya, sesuai semangat nasionalisme, seluruh budaya asli Nusantara wajib hukumnya di uri-uri.

"Apalagi dengan sajian kolosal, dan koreografi yang bagus, Gandrung Sewu terbukti telah menjadi magnet ampuh dalam mendatangkan wisatawan," ungkap pria yang juga Ketua DPC PDI P Banyuwangi ini.

Masih dalam perhelatan akbar Banyuwangi Festival Gandrung Sewu, aktivis, LSM dan seniman juga nampak mendirikan dukungan. Posko tersebut diberi nama posko Aliansi Rakyat Banyuwangi (ARB). Tak hanya itu, mereka bahkan memajang spanduk dukungan Tari Gandrung Sewu di sejumlah titik keramaian kota Banyuwangi.

"Hari ini kita serahkan sampur kepada Ketua DPRD," kata Koordinator Posko ARB Wilayah Kota, Mujiono.

Menurutnya, penyerahan secara simbolis sampur Gandrung kepada Made, bukan asal-asalan. Namun melalui musyawarah seluruh anggota ARB.

"Kami semua sepakat, mas Made adalah figur yang merakyat, sesuai dengan filosofi serta perwujudan Gandrung ditubuh pemerintahan kabupaten Banyuwangi," pungkasnya. 

Aksi para aktivis, LSM serta pegiat seni pada pagelaran Gandrung Sewu ini adalah reaksi dari pernyataan Front Pembela Islam (FPI) Banyuwangi, beberapa waktu lalu. Dimana tari Gandrung yang notabene ikon Bumi Blambangan, dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.

Pagelaran Tari Gandrung Sewu diikuti ribuan peserta. Mulai dari kalangan pelajar hingga penari Gandrung profesional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES