Pendidikan

Siswa LPBA Nurul Jadid Juara Debat Bahasa Arab Tingkat Nasional

Sabtu, 20 Oktober 2018 - 14:37 | 191.92k
Ahmad Fauzi, Ibnu Rijal dan Zuhri Mawardi, 3 siswa LPBA Nurul Jadid yang meraih juara lomba debat di UIN Malang. (FOTO: M Yahya/TIMES Indonesia)
Ahmad Fauzi, Ibnu Rijal dan Zuhri Mawardi, 3 siswa LPBA Nurul Jadid yang meraih juara lomba debat di UIN Malang. (FOTO: M Yahya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Siswa LPBA (Lembaga Pengembangan Bahasa Asing) Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur kembali menorehkan hasil manis di kancah nasional.

Tiga siswa LPBA Ahmad Fauzi Rahman, Ibnu Rijal Athi’ullah, dan Zuhri Mawardi meraih juara kedua debat Bahasa Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Malang. 

Lomba debat Gebyar Apresiasi Khazanah Araby (GAZA) VI, yang berlansung selama empat hari, 15-18 Oktober 2018 ini diikuti 30 tim dari pesantren maupun non pesantren se Indonesia. 

Langkah LPBA Nurul Jadid menjadi juara diawali dengan mengalahkan Pondok Pesantren Al-Islami Nganjuk dan MA Darul Hikmah di babak penyisihan. Kemudian di semifinal, LPBA Nurul Jadid menghadapi Al-Amin Madura Tim B.

Di babak semifinal, tema yang dilombakan adalah ‘’Musibah Lombok adalah Musibah Nasional’’. 

Ketika itu, Ahmad Roihan Gilman, menyampaikan, jika pemerintah Kota Lombok, tidak bisa memperbaiki keadaan di Lombok, sehingga musibah di sana harus ditetapkan sebagai bencana nasional agar proses percepatan recovery bisa dilakukan.

Perdebatan semakin memanas, karena Zuhri Mawardi dari kelompok kontra membantah. Karena badan penanggulangan  bencana menetapkan yang dapat dijadikan bencana nasional harus meliputi beberapa kriteria. 

Salah satunya yakni jumlah korban harus melebihi 425 ribu, sedangkan korban di Lombok hanya mencapai sekitar 352 ribu orang. 

Namun dengan argumentasi yang apik, LPBA Nurul Jadid mampu memenangi argumen dengan nilai 274.

Di final, tim LPBA Nurul Jadid bersua tim Al-Amin Madura Tim A. Di final, tema yang ditetapkan oleh dewan juri adalah "Politik identitas merusak persatuan bangsa". Di partai puncak ini, LPBA Nurul Jadid harus mengakui keunggulan lawan dan harus puas menjadi juara dua.

Meski hanya menjadi terbaik kedua, Zuhri Mawardi mewakili teman-temannya, merasa senang dan seluruh tim menyambut gembira.

"Ini adalah usaha dari para mujadil, pembinaan semangat para alumni PP. Nurul Jadid, dan dorongan temen-temen," ucapnya. 

Dengan keberhasilan ini, siswa kelahiran Bontang Utara 17 tahun lalu ini semakin bersemangat mempelajari bahasa Arab. 

Hal senada disampaikan Ahmad Fauzi Rahman. Ia merasa puas dengan capaian ini. 
“Saya tidak habis pikir dengan prestasi ini, tentunya sebab doa dan usaha sekaligus saya ucapkan terimakasih kepada ustadz pendamping dan temen-temen yang terus mendorong saya,” ujarnya. 

Begitu pula dengan Ibnu Rijal Athi’ullah yang  mengakui tak mudah untuk lolos ke final, apalagi saat melawan Al-Amin Madura dianggap sebagai tim unggulan.

Agil fahmi Attaufiqi, Pembina lomba LPBA Nurul Jadid mengatakan dalam GAZA Ke VI itu para peserta LPBA mengikuti  banyak perlombaan baik bidang akademis maupun non akademis. 

Antara lain lomba cerita bahasa arab, mengarang dengan bahasa arab, pidato bahasa arab, dan debat bahasa arab.  “Tim ini kami persiapkan tiga bulan menjelang perlombaan” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia GAZA Ke VI, M. Ghulam Ridho, menjelaskan, kegiatan rutin tahunan ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HMJ yang sudah berulangtahun yang ke-VI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES