Peristiwa Nasional

BPJS Kesehatan Defisit Anggaran, Presiden Diminta Tak Cuci Tangan

Jumat, 19 Oktober 2018 - 16:53 | 46.60k
ILUSTRASI - BPJS Kesehatan (FOTO: Twitter)
ILUSTRASI - BPJS Kesehatan (FOTO: Twitter)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, Sumarjati Arjoso mengatakan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badan hukum publik yang berada di bawah koordinasi langsung Presiden. 

Oleh karena itu, ketika BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran dan diakui Presiden Joko Widodo. Sudah semestinya memberikan solusi, vukan malah menyatakan seharusnya masalah Defisit BPJS kesehatan bisa diselesaikan oleh Kementerian Kesehatan dan BPJS.

"Sehingga kami memandang keluhan Presiden kenapa dirinya harus turun tangan sendiri untuk mengurusi defisit anggaran BPJS, sembari menyalahkan Menteri Kesehatan dan Dirut BPJS kesehatan, merupakan respon yang misleading sekaligus menunjukkan jika Presiden tidak menguasai rantai tanggung jawab sistem jaminan kesehatan nasional," kata Sumarjati melalui keterangannya, Jumat (19/10/2018).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini pun mempertanyakan kesanggupan Jokowi untuk membenahi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) selama ini. Untuk masalah di BPJS Kesehatan saja, imbuh Sumarjati, Jokowi menyalahkan Menterinya.

"Bagaimana bisa masalah sistem jaminan sosial kita benahi jika Presiden sendiri tidak memahami undang-undang dan tata kelembagaan SJSN," ujarnya.

Menurutnya implikasi masalah ini sangat serius. Karena Jokowi cuci tangan, kata dia. Mestinya Presiden memanggil Menteri Kesehatan dan Dirut BPJS kesehatan agar berkoordinasi untuk bersama-sama melihat permasalahan dengan jernih dan mencari solusi yang terbaik untuk menjamin kesehatan rakyat.

"Bagaimanapun pelayanan kesehatan adalah tugas Kementerian kesehatan, jadi dalam pelaksanaan tugas, BPJS Kesehatan harus berkoordinasi dengan baik dengan Kementerian Kesehatan," urainya.

Sementara ini menurutnya, banyak aturan BPJS Kesehatan yang dimaksudkan untuk mengurangi defisit tapi berimplikasi negatif baik untuk peserta maupun berbagai profesi kesehatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES