Peristiwa Nasional

MI-8 Lakukan Water Bombing Wilayah Terdampak Likuifaksi Sulteng

Kamis, 18 Oktober 2018 - 18:28 | 30.57k
ILUSTRASi: Water Bombing ( FOTO: Istimewa/BNPB)
ILUSTRASi: Water Bombing ( FOTO: Istimewa/BNPB)

TIMESINDONESIA, PALU – Helikopter MI-8 mulai melakukan water bombing atau pengemboman material disinfektan di wilayah terdampak likuifaksi, seperti Petobo, Balaroa, dan Jono Oge di Sulawesi Tengah (Sulteng). 

Pengemboman menjadi langkah yang efektif karena cakupan wilayah yang luas dan kondisi lapangan yang berpotensi terjadi amblesan. 

BNPB mengirimkan helikopter untuk membantu operasi water bombing yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Sulteng, Kementerian Kesehatan, dan Kesehatan TNI.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, pengisian material disinfektan diisi ke dalam bucket atau ember yang telah dipersiapkan personel TNI melalui mobil tanki. 

Hari ini, Kamis (18/10/2018), kata Sutopo, berlangsung pengeboman disinfektan di wilayah Petobo, Kota Palu, Sulteng.

Water-Bombing-2.jpg

Penanganan wilayah terdampak likuifaksi tidak hanya melalui pengemboman udara, tetapi juga fogging atau penyemprotan oleh para personel di darat. 

Langkah tersebut telah dilakukan di wilayah-wilayah yang dapat dijangkau di Petobo dan Balaroa. 

Penyemprotan juga dilakukan di halaman rumah sakit yang digunakan untuk pengumpulan jenazah yang berhasil dievakuasi, seperti RS Undata, RS Madani, dan RS Bhayangkara. 

Tindakan ini merupakan upaya untuk membasmi vektor yang dapat mengancam kesehatan lingkungan. Namun untuk solusi jangka panjang, penimbunan wilayah terdampak likuifaksi harus segera dilakukan. 

Pengeboman maupun penyemprotan disinfektan ini merupakan upaya antisipasi penyebaran penyakit melalui vektor seperti lalat, kecoa, atau tikus. 

Banyaknya korban meninggal yang diperkirakan masih tertimbun bangunan maupun tanah mendorong upaya antisipasi tersebut. 

Di sisi lain, operasi evakuasi korban meninggal telah dihentikan tim gabungan pada 12 Oktober 2018 lalu, meskipun tidak tertutup kemungkinan mereka melakukan operasi evakuasi ketika mendapatkan laporan dari warga. 
      
Penimbunan wilayah terdampak untuk dijadikan sebagai ruang publik sempat disampaikan pada pembahasan penanganan ke depan. 

Dalam keterangan tertulisnya, Sutopo melaporkan hasil analisis sementara pemetaan secara spasial menunjukkan, wilayah terdampak likuifaksi pascagempa Sulteng menyebabkan pengangkatan dan amblesan di Balaroa, Kota Palu. Jumlah perkiraan rumah terdampak mencapai 1.045 unit. Luas wilayah terdampak mencapai 47,8 hektar. 

Sedangkan jumlah perkiraan rumah terdampak di Petobo, Kota Palu mencapai 2.050 unit dengan luas wilayah 180 hektar. Kemudian di Jono Oge, Sigi, mencapai 366 unit dengan luas wilayah 202 hektar. 

Likuifaksi merukan fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, seperti getaran gempa bumi. 

Sementara itu, berdasarkan penelitian Badan Geologi pada 2012 menyebutkan bahwa wilayah Palu, Sulteng merupakan wilayah dengan potensi likuifaksi sangat tinggi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES