Peristiwa Nasional

Soal Buku Merah, Pakar Hukum: Kenapa yang Dimunculkan hanya Nama Tito!

Rabu, 17 Oktober 2018 - 20:43 | 348.04k
Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Khamis. (FOTO: Publik News)
Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Khamis. (FOTO: Publik News)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPakar Hukum Tata Negara, Margarito Khamis menyoroti polemik Buku Merah yang diduga mencatat Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerima aliran dana dari importir daging Basuki Hariman saat masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sebagaimana diungkap Indonesialeaks.

Sebab, dari 68 transaksi yang tercatat dalam buku merah atas nama Serang Noor itu, yang sebagian namanya menggunakan inisial, hanya Tito saja yang didalami lebih jauh dan di ekspos oleh Indonesialeaks soal dugaan penerima duit Bos Impor daging tersebut.

"Rangkaian fakta yang andai benar, tersebar dalam berita berita yang memuat fakta temuan Indonesileaks itu, maka Berita - berita itu memunculkan persoalan tersendiri. Soalnya adalah apakah 68 catatan transaksi yang disebut - sebut itu hanya berisi satu nama ? misalnya Nama Pak Jendral Tito atau juga memuat nama lain ? Sepertinya ada nama lain, walau tertulis dengan cara inisial. Soalnya sekarang adalah siapa orang itu (inisial nama - nama itu) ?," katanya saat berbincang dengan Times Indonesia, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Dikatakannya, ihwal nama - nama dengan inisial tersebut yang tak di ekspos dan tak didalami lebih jauh tentu memunculkan persoalan hukum tersendiri.

"Soalnya adalah apakah nama nama itu tak didalami atau telusuri pada waktu penyidikan dilangsungkan ?," katanya.

Sebab, Penyidik KPK diberikan ruang untuk menelisik lebih jauh dan juga memiliki kewajiban untuk mendalami catatan kucuran duit dari Bos Daging itu, mulai dari meminta penjelasan kepada staff keuangan perusahaan milik Basuki, Kumala Dewi Sumartono ihwal para penerima dan bagaiman cara pemberian duit tersebut.

"Apakah pembuat catatan itu tidak diminta menjelaskan inisial inisial itu pada waktu diperiksa sebagai saksi ?," katanya.

"Apakah pada waktu perkara ini disidik tidak didalami, misalnya bagaimana modus uang dikirim. Bila dikirim melalui Bank, siapa yang mengirimnya dan kepada rekening siapa ? Bila diantar oleh orang tertentu, siapa orang yang mengantarkannya ? Juga kepada siapa dia berikan ?," tandasnya.

Soal klaim bahwa laporan yang dibuat oleh Indonesialeaks berbasiskan pada data dan fakta yang memiliki bukti Valid. Dosen Universitas Khairun Ternate ini menilai bahwa dari sudut pandang hukum, laporan itu masih banyak menyimpan kelemahan.

Sebab, laporan itu tak menjelaskan dengan rinci siapa saja penerima aliran segar dana daging.

"Nama inisial tak terjelaskan, padahal baik Penulis catatan itu maupun pemberi perintah kepada penulis catatan itu semua disidik dalam kapasitas yang berbeda, yang secara teknis cukup memungkinkan untuk membuat terang inisial inisial itu," jelasnya.

"Faktanya hal ini (penjelasan secara rinci) tidak terjadi. Disitu masalahnya. Jadi tidak terlalu penting apakah data itu telah terverifikasi atau belum. Bagi saya data itu cukup dijadikan basis analisis," imbuh dia.

Lantaran laporan Indonesialeaks itu muncul ketika momentum Pilpres 2019 dan hanya memunculkan nama Tito dalam peristiwa dugaan perusakan barang bukti buku bersampul merah dan penerima aliran suap namun mengesampingkan penerima lainnya.

Margarito pun mengaku paham ihwal anggapan masyarakat bahwa saat ini Jenderal asal Palembang itu sedang ditekan.

"Dengan hanya menyebut satu nama yang kebetulan Pak jendral Tito, yang saat ini memegang komando tertinggi dalam memastikan terciptanya keadaan keamanan yang full civilian dalam pilpres, memang dapat memancing muncul persoalan lain," katanya.

"Saya bukan ilmuan politik, tetapi berdasarkan data (Buku Merah) yang beredar dan semua masalah yang munculkan diatas, yang sejauh ini tak terjawab. Menurut saya, dapat dimengerti kalau ada yg menafsir bahwa Pak Tito dipukul. Menurut saya ini tidak bagus. Tetapi Saya percaya pak Jenderal tahu memilih sikap yang khas orang berkelas," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES