Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Santri Berdikari

Selasa, 16 Oktober 2018 - 06:32 | 58.55k
Imam Safii,S.Pdi,M.Pd adalah Dosen Fakultas Agama Islam Unisma (Grafis: TIMES Indonesia)
Imam Safii,S.Pdi,M.Pd adalah Dosen Fakultas Agama Islam Unisma (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGSEBENTAR lagi akan memperingati hari santri nasional sebagai simbol kebangkitan santri di Indonesia,ketika santri bangkit maka Indonesia akan menemukan kemerdekaan sejati. Dengan mental santri yang kuat,bertanggung jawab dan mandiri ini sebagai modal besar untuk membangun Indonesia yang lebih bermartabat.

Kemandirian bangsa Indonesia harus ditingkatkan mulai dari mandiri dibidang pangan ,teknologi dan ekonomi. Misalkan kemandirian ekonomi harus diperkuat didalam pengelolaan dan pemasaran agar tidak hanya tergantung dan dipermainkan oleh bangsa lain.

Ketika bangsa ini mengandalkan produk-produk buatan bangsa lain maka sulit bangsa ini akan bangkit dari keterjatuhan dan keterpurukan,oleh karena dengan momentum hari santri ini kebangkitan ekonomi harus terwujud dengan sinergitas antara pemerintah dan masyarakat.

Menurut ginanjar kartasasmita strategi pengembangan benar-benar dilakukan untuk mendorong agar proses perubahan sosial yang menjadikan masyarakat mampu berkembang baik dari segi sosial,budaya, ekonomi maupun dari sisi kehidupan yang lainnya. Pengembangan ekonomi rakyat tidak bisa diraih kalau hanya mengandalkan pertumbuhan yang stagnan akan tetapi harus ada strategi dan langkah-langkah yang ditempuh antara lain sebagai berikut:

Pertama, menciptaka suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).titik pentingnya adalah bahwa setiap manusia,setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu potensi ini harus didorong memotivasinya dan membangkitkan kesadaran dan berupaya untuk mengembangkannya.

Kedua,memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih konkrit,dari hanya sebatas menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata,dan menyangkut penyedian berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kedalam sebagai peluang (opportunities).

Ketiga,memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah karena ketidak mampuan dalam bersaing dengan yang kuat.

Dari paparan ginanjar beberapa hal untuk mengembangkan potensi manusia yang  pada gilirannya akan muncul kemandirian bangsa, hal ini sudah dilakukan oleh pondok pesantren dengan cara bagaimana santri tidak hanya belajar ilmu agama dan ilmu umum akan tetapi juga dididik agar menjadi wirausaha yang nantinya ketika sudah hidup didalam masyarakat mempunyai kemandirian dibidang perekonomian.akan tetapi yang menjadi penting bagaimana pemerintah bisa menangkap sinyal bahwa kemandirian yang ada dalam diri santri dan pondok pesantren bisa di ambil untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dalam perekonomian ,ada pemerataan hak untuk sejahtera jangan sampai terjadi kesenjangan kesempatan didalam pengembangan kewirausahaan yang hanya memberikan peluang kepada pengusaha-pengusaha besar dalam hal ini sebenarnya sangat merugikan bangsa indonesia. 

* Penulis : Imam Safii,S.Pdi,M.Pd adalah Dosen Fakultas Agama Islam Unisma

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES