Peristiwa Daerah

BNPB: Akses ke Mandailing Natal Sudah Bisa Ditembus, 17 Korban Dievakuasi

Minggu, 14 Oktober 2018 - 09:56 | 44.85k
Ilustrasi kondisi usai bencana di Mandailing Natal, Sumut. (Foto: Istimewa/BNPB)
Ilustrasi kondisi usai bencana di Mandailing Natal, Sumut. (Foto: Istimewa/BNPB)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)  melaporkan, evakuasi tim SAR, relawan dan masyarakat menemukan 17 korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Sumut).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, awalnya ada 11 titik longsor yang menutup ruas jalan di Mandailing Natal. Namun kondisi telah diatasi. Alat berat dikerahkan untuk membantu evakuasi korban dan membersihkan material longsor.

Tercatat 17 korban meninggal dunia, yaitu 12 orang anak sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut, 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis, dan 2 orang yang kecelakaan mobil masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir.

Dari 29 anak sekolah SD Negeri 235 yang sekolah sore yang diterjang banjir bandang di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut pada Jumat (12/10/2018) sore, 12 anak meninggal dunia dan 17 anak berhasil diselamatkan.

"Semua korban adalah anak-anak berusia di bawah 12 tahun," ujar Sutopo, Sabtu (13/10/2018) dalam keterangannya.

Dia menjabarkan, dari 17 anak yang selamat, 7 anak di antaranya luka-luka dan dirawat di Puskesmas setempat. Selain itu, 2 orang guru juga ditemukan selamat. Korban selamat ditemukan di bawah reruntuhan bangunan dan sebagian terseret oleh banjir bandang.

Banjir bandang juga menyebabkan 12 rumah hanyut dan rusak total, 9 rumah rusak berat, dan 3 bangunan fasilitas umum rusak berat di Desa Muara Saladi. "Masyarakat mengungsi di rumah kerabatnya," imbuhnya.

Sedangkan 2 korban meninggal yang ditemukan di dalam mobil yang terjebur ke Sungai Aek Batang Gadis adalah pegawai bank dan anggota Polri yang sedang mengawal pegawai bank tersebut. Korban telah diserahkan kepada pihak keluarga.

Sedangkan korban 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis juga sudah diserahkan pada keluarga.

Sutopo mengatakan, hingga malam ini tidak lagi ada laporan keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya di 11 kecamatan di Mandailing Natal yang mengalami banjir bandang, banjir dan longsor.

Penanganan darurat masih dilakukan. Bupati Mandailing Natal telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). BPBD Mandailing Natal bersama BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan menangani darurat bencana. Bantuan terus disalurkan kepada korban dan masyarakat terdampak.

Sementara itu, evakuasi dan penanganan darurat bencana banjir dan longsor di luar Mandailing Natal juga terus dilakukan. Di Kota Sibolga, 4 korban longsor sudah dimakamkan. Di Tanah Datar korban tercatat menjadi 5 orang meninggal dunia, 1 orang hilang dan 1 orang berhasil diselamatkan. Di Padang Pariaman ditemukan 3 orang meninggal dunia, dan Pasaman Barat 1 orang meninggal dunia.

Sutopo mengatakan, daerah di Aceh, Sumbar, Sumut termasuk Mandailing Natal, sudah memasuki musim transisi ke musim hujan. Atas kondisi itu, BNPB mengingatkan potensi terjadi hujan dengan intensitas deras, sehingga berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor. "Pemda dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES