Wisata

Keren! Negeri di Atas Awan Terintegrasi dengan Wisata Bromo

Sabtu, 13 Oktober 2018 - 06:23 | 215.36k
Dua pengunjung menikmati pesona sunrise di Negeri di Atas Awan dan camping di sana. (FOTO: Sudier for TIMES Indonesia)
Dua pengunjung menikmati pesona sunrise di Negeri di Atas Awan dan camping di sana. (FOTO: Sudier for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOEndless Probolinggo menjadi tagline Kabupaten Probolinggo. Itu mengacu pada kekayaan alam dan budaya yang tiada habis. Tersebar di 24 kecamatan, kekayaan alam dan budaya terhampar dari puncak gunung hingga dasar laut.

Salah satunya, Negeri di Atas Awan atau yang dikenal dengan P-30 atau puncak 30, yang terintegrasi dengan wisata Gunung Bromo.

berduaan.jpg

Destinasi wisata ini terletak di Desa Ledokombo, Kecamatan Sumber. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo. Terletak pada ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Untuk mencapai puncak ini, pengunjung bisa memilih dua jalur.Pertama, melewati Desa Ledokombo dengan jalan menanjak tajam. Dan yang kedua, melewati Desa Wonokerso. Meski tak melewati tanjakan tajam, rute kedua ini lebih jauh dibandingkan yang pertama.

Dari puncak 30, pengunjung bisa menikmati panorama Gunung Bromo beserta kaldera lautan pasirnya diselimuti awan, tetapi dari sisi yang berbeda. Atau melihat permukiman warga berselimut awan dari ketinggian.

Di lokasi wisata ini, pemerintah setempat telah membangun sejumlah gazebo untuk pengunjung.

Bisa Satu Paket dengan Wisata Bromo

Wisata Negeri di Atas Awan ini tak jauh dari Wisata Gunung Bromo di Kecamatan Sukapura. Karenanya, pengunjung yang datang bisa melanjutkan perjalanan menuju Bromo atau sebaliknya, via Desa Wonokerso.

Jarak Balai Desa Wonokerso ke terminal Sukapura sekitar 13 kilometer. Jika langsung ke Bromo, sekitar 33 kilometer. Sementara jarak antara Balai Desa Wonokerso menuju P-30 sekitar 3 kilometer.

samudra-di-atas-awan.jpg

Dari terminal Sukapura, pengunjung dari Bromo bisa menggunakan jasa ojek menuju Balai Desa Wonokerso, atau langung ke Negeri Atas Awan alias P-30

Meski akses jalan Balai Desa Wonokerso menuju P-30 masih didominasi tanah. Meskipun demikian, jalurnya tidak terjal sehingga bisa dilewati komunitas gowes sekalipun. Sejumlah komunitas gowes, telah menjajal tempat ini.

Sementara itu, Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, terus membenahi akses penghubung kedua destinasi wisata ini. Dari jarak 13 kilometer rute Balai Desa Wonokerso-terminal Sukapura, hanya 10 kilometer jalan yang masih berlubang. Selebihnya, sudah mulus.

Rute Perjalanan

Dari terminal Bayuangga, Kota Probolinggo, wisata Negeri di Atas Awan berjarak sekitar 40 kilometer. Untuk sampai ke sana, wisatawan bisa menumpang minibus menuju perempatan Wonoasih, Kota Probolinggo.

Dari perempatan Wonoasih, jika tak membawa kendaraan pribadi, wisatawan bisa memiliki dua alternatif tumpangan: naik minibus atau ojek.

Ongkos minibus ini sekitar Rp 15.000 sampai di Pasar Tempuran, Desa/Kecamatan Sumber. Tapi, minibus ini tidak standby setiap saat karena penumpang yang kian lama kian sepi. Ia ada pada jam-jam tertentu saja.

Jika naik ojek, ongkosnya sekitar Rp 50.000 sampai di Pasar Tempuran, Desa/Kecamatan Sumber. Di pasar ini, sudah banyak tukang ojek yang siap antar menuju P-30 dengan tarif Rp 150.000 pulang-pergi.

Sepanjang perjalanan dari perempatan Wonoasih hingga ke lokasi, wisatawan akan melewati hutan dengan jalan berkelok dan menanjak. Papasan dengan truk atau pikap pengangkut hasil hortikultura masyarakat setempat, tak dapat dihindari selama perjalanan.

Sekali dayung, dua sampai tiga pulau dilewati. Melewati jalur ini, pengunjung juga mendapat nilai tambah dengan, menikmati wisata hutan, Mahagoni Grand Park, bukit selfie I dan bukit selfie II, serta panorama hutan pinus di sepanjang jalan.

Yang tak kalah menarik, wisatawan akan melewati lahan pertanian hortikultura khas pegunungan. Mulai dari kentang, kubis, bawang daun dan lainnya. Bagi yang suka mengabadikan pengalaman dengan kamera, suasana itu sayang jika dilewatkan.

Oh, ya. Bagi wisatawan yang suka berpetualang, kini bisa menghabiskan malam di kawasan Negeri di Atas Awan. Masyarakat setempat menyediakan persewaan tenda, pluskayu bakar, untuk berkemah. Di sini pengunjung bisa melihat Bromo saat metahari terbit dan pesona alam lainnya yang melengkapi tagline Endless Probolinggo.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES