TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rasionalitas publik akan diuji dalam Pilpres 2019 oleh fakta-fakta yang dilihat dari rekam jejak para calon. Hal itu dikatakan Saidiman Ahmad, peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) di Jakarta.
"Pilpres 2019 berbeda dengan 2014, karena rasionalitas publik diuji dengan fakta yang bisa mereka lihat langsung," ujar Saidiman dalam Diskusi Publik bertema “Buzzer Politik di Media Sosial, Efektifkah?” yang diselenggarakan Lingkar Studi Politik Indonesia (LSPI), Jumat (12/10/2018).
Dalam Pilpres 2014, kata dia, tidak ada calon petahana, sehingga rasionalitas publik dihadapkan pada hal yang belum terlihat.
Masa itu, publik meraba-raba tentang sosok Jokowi maupun Prabowo sebagai capres. Peluang munculnya hoaks dan fitnah sangat tinggi.
Namun, kini dengan Jokowi selaku capres petahana, publik cenderung bisa melihat hal-hal fundamental seperti rekam jejak dan platform.
"Adanya incumbent, isu yang menarik adalah yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari yang dirasakan langsung," katanya.
Pada Pilpres 2019, duet Jokowi-KH Ma'ruf Amin akan bersaing dengan duet Prabowo-Sandi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : Antara News |