Warga di Bondowoso Gelar Ritual Kerapan Sapi untuk Meminta Hujan
TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Akibat kemarau berkepanjangan, sejumlah daerah mengalamai kekeringan, termasuk di Desa Banyuwulu kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Oleh karena itu, warga di Bondowoso menggelar ritual kerapan sapi untuk meminta hujan.
Ritual minta hujan tersebut, dilaksakan di ladang milik salah satu warga desa setempat, Selasa (9/10/2018).
Setiap sapi kerap, dilepas dari garis start dengan jarak sekitar 80 meter. Kemudian para pemilik sapi mulai menari bersama, sambil diiringi musik tradisional Kennong.
Di saat menari itulah, kemudian permohonan hujan diucapkan, dengan lama ritual berlangsung sekitar 5 jam.
Saifur, salah seorang warga menuturkan, bahwa ritual mengharap hujan, memang sering dilakukan setiap tahun, apabila hingga bulan Oktober hujan tak kunjung datang.
“Warga Banyuwulu meyakini kerapan sapi sebagai ritual ampuh untuk memohon hujan kepada Yang Maha Kuasa,” sambung dia.
Selain itu, lanjut dia, hal tersebut merupakan tradisi masyarakat desa Banyuwulu yang tetap dipertahankan hingga kini.
Menurutnya, mayoritas masyarakat Banyuwulu sangat kental dengan piaraan sapi. Selain sebagai kepentingan ternak, umumnya mereka juga menggunakan sapi sebagai alat bajak sawah.
“Tidak ada yang pakai mesin traktor. Makanya hingga kini tradisi itu tetap bisa dilakukan," pungkasnya.
Kemarau berkepanjangan, yang dirsakan warga Desa Banyuwulu, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, membuat sawah mereka kering, sehingga harus dilaksanakan ritual kerapan sapi untuk meminta hujan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Bondowoso |