Ekonomi

Garam Masih Impor, Ini Penjelasan Moeldoko

Senin, 08 Oktober 2018 - 14:41 | 44.83k
Kepala Kantor Staff Presiden Moeldoko menghadiri pembukaan The People'S Summit, bertempat di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Senin (8/10/2018).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).
Kepala Kantor Staff Presiden Moeldoko menghadiri pembukaan The People'S Summit, bertempat di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Senin (8/10/2018).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, DENPASARMoeldoko, Kepala Staf Presiden menjelaskan terkait impor garam yang dilakukan pemerinah. Menurutnya karena pantai di Indonesia tidaklah semuanya bisa menproduksi garam dan belum memenuhi kebutuhan industri dan lainnya.

"Kita masih impor garam, karena sepanjang pantai kita 81 ribu kilometer tidak semuanya bisa diproduksi garam. Hama garam adalah hujan, daerah yang memiliki mines hujan hanya di Kupang NTT," ucapnya saat tanya jawab dengan peserta di forum The People's Summit, bertempat di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Senin (8/10/2018).

Moeldoko juga menjelaskan, laut di Indonesia tidak semuanya punya kandungan potensi garam yang tinggi dan tidak semua pantai itu bisa memproduksi garam. 

Selain itu, untuk kebutuhan garam di Indonesia mencapai 4,5 juta ton dalam industri maupun kebutuhan pokok rumah tangga.

"Kebutuhan garam kita itu 4,5 juta ton. Baik garam untuk kepentingan industri dan dapur. Untuk kepentingan dapur saja hanya 1 juta ton, untuk kepentingan industri 3,5 juta. Kemarin terlambat sedikit teriak-teriak semua industri akan tutup," ungkapnya.

Menurut Moeldoko itulah kondisi kenapa pemerintah harus impor garam karena masih belum mencukupi kebutuhan tersebut. Selain itu, Moeldoko juga menjelaskan bahwa hal tersebut juga terjadi pada impor bawang putih. 

"Kita masih impor bawang putih, kerena bahan bawang putih itu hanya bisa tumbuh pada ketinggian 1200. Kita punya daerah-daerah itu terbatas. Kondisinya, seperti itu sehingga harus impor," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES