Pendidikan

Tangkal Paham Radikal, BNPT Ajak Mahasiswa Unej Bijak Gunakan Medsos

Rabu, 26 September 2018 - 18:03 | 29.13k
Mantan Napi Terorisme Sofyan Tsauri saat menjadi pembicara di Kuliah Umum Terorisme di Unej. (FOTO: Sofy/TIMES Indonesia)
Mantan Napi Terorisme Sofyan Tsauri saat menjadi pembicara di Kuliah Umum Terorisme di Unej. (FOTO: Sofy/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Kasubdit Binmas Direktorat Deradikalisasi BNPT Solihudin Nasution mengajak mahasiswa Unej (Universitas Jember), Jember, Jawa Timu bijak menggunakan internet agar terhindar dari bahaya radikalisme dan terorisme.

"Jika biasanya radikalisme dan terorisme melalui kedekatan, maka sekarang beralih menjadi lewat media sosial, lewat internet," tutur Solihudin saat memberikan paparan di Studium General tentang Terorisme di Universitas Jember, Rabu (26/9/2018).

Ia mengatakan perkembangan teknologi dan informasi jika tidak disikapi dengan bijak, bisa menjadi celah penyebaran terorisme di Indonesia. Salah satunya adalah viralnya video aksi teror Abu Sayyaf dan informasi hoaks. 

"Ada hukuman bagi mereka yang terbukti turut menyebarkan ajaran radikalisme dan terorisme, termasuk mengasosiasikan dirinya dengan kelompok radikal atau terorisme tertentu," katanya. 

Untuk mencegah penyebaran terorisme yang saat ini massif dilakukan di medsos kata Solihudin, pemerintah meneken Perppu Nomor 1 Tahun 2012 menjadi UU Terorisme Nomor 5 Tahun 2018 yang isinya lebih relevan dan mengikuti perkembangan zaman. 

"Oleh karena itu hendaknya mahasiswa wajib berhati-hati dan lebih bijaksana dalam memanfaatkan internet dan media sosial yang ada,” ucapnya. 

Solihudin yang juga pejabat TNI AU ini mencontohkan kasus penyerangan Polda Riau beberapa waktu lalu. Dari penyidikan, internet terbukti menjadi penyebab penyerangan dan pelaku berhasil ditangkap usai melacak akun medsos yang digunakan. 

"Jadi jangan sampai mahasiswa malah turut menyebarkan informasi, paham, atau bahkan ajakan terkait ajaran radikalisme dan terorisme walaupun tanpa sengaja, sebab konsekuensinya sangat berat,” katanya. 

Selain Solihudin, Ketua PCNU KH Syamsul Arifin dan Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo juga diundang untuk memberikan paparan terkait bahaya terorisme kepada para mahasiswa. Mahasiswa juga diberi bonus dengan hadirnya mantan napi teroris Sofyan Tsauri.

Menurut Sofyan, saat ini mahasiswa tengah menjadi target perekrutan teroris di Indonesia. Modusnya kata dia, sangat beragam misal mengadakan diskusi keislaman yang memuat konten islam radikal sampai cuci otak (brainwash). 

"Jangan karena ikut mengaji atau daurah sebulan dua bulan lantas berani berfatwa,” kata Sofyan. 

Selain itu, ia membocorkan bahwa ciri-ciri kelompok yang patut dicurigai sebagai kelompok radikalisme dan terorisme, yakni eksklusif, intoleran, sering melakukan nikah tanpa wali dan mudah mengkafirkan kelompok lain. "Bahkan enggan sholat di masjid yang bukan masjid kelompoknya, termasuk dalam melakukan sholat Jumat," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES