Kesehatan

954 Orang di Indonesia Terjangkit Difteri, UNICEF: 44 Orang Meninggal Dunia

Selasa, 25 September 2018 - 21:37 | 29.08k
Arie Rukmantara, Kepala Perwakilan UNICEF untuk Wilayah Pulau Jawa, saat berdiskusi dengan sejumlah media di hotel Aston Jember. (FOTO: Dicko W/TIMES Indoensia)
Arie Rukmantara, Kepala Perwakilan UNICEF untuk Wilayah Pulau Jawa, saat berdiskusi dengan sejumlah media di hotel Aston Jember. (FOTO: Dicko W/TIMES Indoensia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Tahun 2017, masyarakat di Indonesia dikagetkan dengan adanya 954 kasus difteri, yang terjadi di 170 kabupaten/kota di 30 Provinsi. Dari jumlah kasus itu, sebanyak 44 orang diantaranya meninggal dunia.

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan UNICEF untuk Wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara, saat menggelar diskusi tentang difteri dengan sejumlah media dari Tapal Kuda, di Hotel Aston Jember, Selasa (25/9/2018).

Ia menyebut, angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) adalah 4,6 persen. Artinya, dari 100 orang yang menderita penyakit difteri, terdapat 4-5 penderita yang meninggal. Angka CFR nasional ini lebih rendah dari data angka CFR global yang dirilis WHO yaitu sekitar 5-10 persen.

Suatu wilayah, kata Arie, mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) difteri apabila ditemukan minimal satu kasus terduga difteri. Dengan terjadinya KLB difteri di berbagai daerah maka harus segera dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI).

“Jawa Timur pun akhirnya mengalami KLB karena banyaknya warga yang terdeteksi terkena difteri, dan sudah ada 16 korban meninggal dunia,” terangnya.

Sementara dikatakan Dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, dr. Muhammad Atoillah Isfandiari jumlah kasus terbanyak di Indonesia adalah pada kelompok usia 5 -9 tahun, namun difteri masih ditemukan pada usia di atas 14 tahun. Penularan difteri terjadi melalui percikan ludah dan kontak langsung.

Difteri dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheria, yang memproduksi racun yang dapat merusak jaringan dan organ tubuh manusia. Difteri dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti penyumbatan saluran pernafasan dan kelumpuhan otot jantung,” papar Atoillah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES