Olahraga

Cikal, Bocah 10 Tahun Ikut Pilu dengan Meninggalnya Jakmania

Selasa, 25 September 2018 - 07:05 | 114.49k
Cikal Genre Socialista saat ditemui di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Senin (24/9/2018). (FOTO: istimewa)
Cikal Genre Socialista saat ditemui di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Senin (24/9/2018). (FOTO: istimewa)

TIMESINDONESIA, GIANYAR – Kematian fans Persija Jakarta Haringga Sirila yang dikeroyok pendukung Persib Bandung di areal Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9) kemarin membawa duka mendalam bagi insan sepak bola Indonesia.

Salah satunya datang dari seorang bocah di Bali. Bocah 10 tahun itu amat berduka mengetahui ada korban jiwa yang jatuh lagi akibat rivalitas kelewat batas.

“Tahu dari Bunda ada Jakmania yang meninggal di GBLA,” kata bocah bernama Cikal Genre Socialista itu polos saat ditemui di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Senin (24/9/2018) malam.

Meski masih belia, Cikal merupakan The Jakmania tulen. Di usianya yang dini, ia sudah menjadi pecinta klub asal Ibu Kota tersebut. Bahkan, bocah yang masih duduk di bangku kelas 5 SD Muhammadiyah 2 Denpasar itu memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) The Jakmania.

“Suka diajak Bunda sama Papa nonton Persija. Pernah nonton di Malang dan beberapa kota lain. Di Jakarta (GBK) juga pernah,” imbuhnya.

Cikal membawa poster yang cukup pedas. Poster berwarna merah muda itu bertuliskan “Jika sepakbola lebih berharga daripada nyawa, maka aku rela Indonesia tanpa sepakbola”.

“Posternya Bunda yang buat. Ini aku bawa biar gak ada korban lagi di sepak bola Indonesia. Aku sempat lihat video waktu Kak Haringga Sirila dikeroyok, takut. seram,” kata bocah yang bercita-cita menjadi pemain Timnas Indonesia itu.

Kritik menghujam pada poster yang dibawa bocah yang sekolah bola di SSB Guntur itu patut direnungi. Sebab, hampir saban tahun ada saja nyawa melayang di sepakbola Indonesia.

Sepakbola yang semestinya menjadi hiburan seakan berubah wajah menjadi ‘ladang pembantaian’. Suporter yang semestinya berteriak lantang dengan kreasi untuk mendukung klub kebanggaannya seakan berubah menjadi ‘malaikat pencabut nyawa’.

Haringga Sirila adalah korban terakhir yang harus kehilangan nyawa pada sepakbola Indonesia. Selamat jalan Haringga Sirila. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES