Peristiwa Daerah

Sarasehan Budaya Kampung Cempluk Bahas Pentingnya Pelestarian Budaya

Minggu, 23 September 2018 - 16:02 | 41.71k
Sarasehan Budaya Kampung Cempluk Malang yang berlangsung di Hamur Cafe, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (FOTO: Imadudin M/TIMES Indonesia)
Sarasehan Budaya Kampung Cempluk Malang yang berlangsung di Hamur Cafe, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (FOTO: Imadudin M/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pelestarian Budaya Kampung menjadi fokus penting yang dibahas dalam Sarasehan Budaya Kampung Cempluk, Minggu (23/9/2018). Sejumlah pakar menilai bahwa kampung memiliki sejumlah warisan yang harus dilestarikan.

Peneliti Budaya Universitas Brawijaya (UB), Antoni mengatakan kampung merupakan pusat kebudayaan yang perlu dijaga indentitasnya. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah dokumentasi yang dibuat dalam bentuk digital untuk melestarikan budaya kampung.

Kampung-Cempluk-Malang-2.jpg

"Harus ada memori kolektif yang dapat diturunkan ke generasi berikutnya, supaya gerakan yang dibangun kampung terus maju. Bukan berputar sehingga ada pembangunan budaya yang berkelanjutan," katanya.

Penggagas Kampung Glintung Go Green, Bambang Irianto mengatakan dalam pembangunan kampung membutuhkan regulasi yang dibentuk bersama masyarakat. Hal ini ditujukan untuk memupuk rasa persatuan. 

"Gerakan di kampung membutuhkan peran serta warga sehingga berbagai inovasi baru dapat menciptakan budaya masyarakat," katanya.

Ketua Malang Corruption Watch Luthfi Jayadi Kurniawan menambahkan bahwa kampung bukan hanya tempat warga tinggal. Namun, ruang ekspresi dari pemikiran masyarakat yang melahirkan budaya. Budaya ini bukan hanya seni tari atau musik, akan tetapi lebih pada nilai-nilai sosial masyarakat.

"Nilai-nilai ini yang harus terus dijaga dan diwariskan ke generasi selanjutnya," tambahnya.

Selain itu, turut hadir juga pengamat dari berbagai komunitas seperti pengamat Kampung Ummi Salamah. Sarasehan ini juga turut diikuti oleh mahasiswa Malang Raya, dari berbagai universitas. 

Sementara itu, Penggagas Kampung Cempluk, Redy Eko Prasetyo menyebutkan Kampung Cempluk terus berupaya menjaga budaya dengan menggelar festival budaya setiap tahunnya. Ia mengatakan perayaan atau festival  budaya ini merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang diperoleh.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini, ia mengatakan festival kampung Cempluk Kota Malang akan menampilkan komunitas difabel.

"Kami memberikan pada sahabat difabel untuk turut serta melestarikan Budaya," katanya.

Sebagai informasi, Kampung Cempluk merupakan wilayah RW 2 Dusun Sumberejo, Desa Kalisongo Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kampung Cempluk terdiri dari empat RT dengan lebih dari 200 kepala keluarga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES