Peristiwa Daerah

Pengelolaan Profesional, RSI Mabarrot NU Bungah Jadi Jujukan Studi Banding

Minggu, 23 September 2018 - 14:21 | 339.64k
Ketua LKNU MWC-NU Bungah, Noto Utomo (Kiri) bersama Ketua Tanfidziah MWC-NU Bungah, KH Ali Murtadlo (Baju Putih) serta pengelola RS Mabarrot NU Bungah saat memaparkan materi. (FOTO : Akmal/TIMES Indonesia)
Ketua LKNU MWC-NU Bungah, Noto Utomo (Kiri) bersama Ketua Tanfidziah MWC-NU Bungah, KH Ali Murtadlo (Baju Putih) serta pengelola RS Mabarrot NU Bungah saat memaparkan materi. (FOTO : Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIKRumah Sakit Islam (RSI) Mabarrot NUKecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menjadi jujukan studi banding warga nahdliyin dalam pengelolaan klinik kesehatan. Itu karena RSI yang dikelola MWC-NU Bungah itu dikelola dengan profesional. 

Kali ini, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC-NU) Kembangbahu dan Paciran, Kabupaten Lamongan, 'Nganggsu Kaweruh' ke RSI Mabarrot NU Bungah. Mereka ingin belajar soal pendirian klinik hingga menjadi klinik profesional.

Mabarrot-NU-gresik-2.jpg

Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), MWC-NU Bungah, Noto Utomo mengatakan, RSI Mabarrot merupakan klinik yang menjadi amal usaha MWC-NU Bungah.

Dia membeberkan, pelayanan yang profesional serta mengikuti perkembangan zaman merupakan salah satu kunci dari keberhasilan klinik yang dikelola.

"Pelayanan profesional serta mengikuti perkembangan zaman jadi kunci. Misalnya ketika rumah sakit lain melayani pasien BPJS, kita sejak tahun 2016 juga melayani pasien BPJS," kata Noto, Minggu (23/9/2018).

Soal pendirian klinik, pria murah senyum yang juga anggota DPRD Gresik Fraksi PDIP itu membeberkan, memang administrasi pendirian, perijinan serta proses akreditasi rumah sakit memang rumit.

Sebab kata dia, untuk menjadi rumah sakit profesional, pengelola harus memiliki visi dan misi yang terstruktur dan mengikuti segala peraturan yang ada di pemerintah.

"Namun, ketika semua kompak, segala permasalahan akan selesai. Dan cita-cita memiliki klinik yang profesional akan tercapai, kami ingin klinik ini bisa jaya seperti dulu," ucapnya.

Bagaimana cara RSI Mabarrot bisa dikenal masyarakat? Noto menjelaskan terdapat berbagai kiat tersendiri. Kiat tersebut antara lain dengan cara menyosialisasikan melalui banom yang ada di NU ke masyarakat luas.

Dia menyontohkan, ketika Muslimat dan Fatayat maupun Banom NU lainnya berkumpul, mereka melakukan sosialisasi soal keberadaan rumah sakit yang dikelola MWC-NU ke masyarakat luas.

"Selain itu, jika pasien mempunyai Kartu NU. Maka, pengelola dapat membebeskan biaya sewa kamar, itu akan meringankan biaya perawatan rumah sakit," tambah dia.

Sementara itu, Ketua MWC-NU Bungah, KH Ali Murtadlo mengatakan, untuk mendirikan klinik sebagai amal usaha, pengurus harus belajar ikhlas dan memiliki visi dan misi ter-arah sesuai harapan kiai NU terdahulu.

Menurutnya, kader NU harus mempunyai jiwa pejuang. Di bidang kesehatan misalnya, para kader NU harus bisa berkontribusi dalam rangka turut melakukan pengembangan klinik sebagai amal usaha.

"Kita butuh kader yang benar-benar memperjuangkan NU. Turut memajukan NU di bidangnya," tutup KH Ali Murtadlo usai melakukan diskusi soal pendirian klinik di RSI Mabarrot NU Bungah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Gresik

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES